PERUMDA Tirtawening Kota Bandung Jawa Barat akhirnya selesai memperbaiki pipa PDAM pecah akibat meledak pada Rabu (5/6) di Kelurahan Cibangkong, Kota Bandung. Selesainya proses perbaikan pipa PDAM pada Senin (10/6) diumumkan melalui unggahan di akun Instagram @perumda_tirtawening.
Dalam keterangan unggahan disebutkan, proses penggantian dan pemasangan pipa baru yang jebol sudah selesai dilakukan pada Senin (10/6) malam. “Alhamdulillah, progress perbaikan pipa di Cibangkong sudah pada tahap pemasangan pipa baru berukuran 608 cm sesuai dengan panjang pipa yangretak, pemasangan telah selesai,” kata Perumda Tirtawening.
Dengan kondisi pipa baru yang sudah terpasang, Tim Transmisi pun langsung mengalirkan air baku ke Instalasi Pengolahan Air (IPA) Badak Singa. Dan dipastikan, kondisi pipa baru terpantau aman dan tidak mengalami kendala apapun.
Meski pipa baru sudah terpasang dan pengaliran air baku ke IPA Badak Singa sudah mulai dilakukan kembali, Perumda Tirtawening menyatakan gangguan aliran air secara bertahap akan kembali normal.
Ketersediaan bahan baku
Sementara itu ditempat terpisah Dirut Perumda Tirtawening, Sonny Salimi mengakui, pihaknya memiliki tantangan berat untuk memenuhi layanan air bersih 100% pada 2030. Sebab sesuai dengan program dari pemerintah pusat, yang menargetkan pada 2030, seluruh warga Kota Bandung harus sudah terpenuhi kebutuhan air bersih.
“Perumda Tirtawening harus memenuhi universal acces air minum 100 persen tahun 2030, namun hal itu harus dilalui dengan banyak tantangan. Tantangan pertama, ketersediaan air baku sangat minim karena sungai yang ada sangat tergantung air hujan,” ungkapnya.
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih, lanjut Sonny, warga harus memiliki kapasitas produksi 6.000 liter per detik. Maka harus tersedia 7.200 liter per detik untuk antisipasi kehilangan air 1.200 liter per detik. Tantangan kedua, biaya investasi yang cukup besar. Biaya untuk membangun infrastruktur cukup mahal. Layanan satu pelanggan minimal investasi yang dibutuhkan Rp25 juta per sambungan.
“Untuk infrastruktur butuh Rp15 triliun karena saat ini baru 170.000sambungan, sedangkan di Kota Bandung butuh 850.000 sambungan. Tantangan ketiga, masalah infrastruktur yang ada sudah tua, dibangun tahun 1950 sehingga banyak yang rapuh mudah pecah ditambah kondisi alam,” tutur Sonny.
Tantangan berikutnya kata Sonny, adalah tata guna lahan, infrastrukturyang dulu dibangun ditanam kosong. Sekarang ini berada di bawah bangunan pemukiman. Seperti kejadian pipa di Cibangkong pecah dan meledak karena tidak terkontrol.
Pipa di bawah bangunan permanen, pemeliharaannya tidak maksimal sehingga ini juga merupakan tantangan.
“Menghadapi berbagai tantangan ini, kami tentu akan melakukan langkahstrategis untuk dapat mencapai air minum layak 100% pada 2030. Salah satunya dengan memanfaatkan regulasi pemerintah tentang kerja sama BtoB. Kami kerja sama dengan BUMN, membangun sistem pelayanan air minum bisa menambah 350.000 pelanggan, dengan air yang berasal dari Saguling,” terangnya. (Rav/N-01)