
KONFLIK Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan dan Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar, Herman Suryatman yang sempat memanas beberapa pekan terakhir ini mereda. Herman menyebut konflik itu hanya dinamika dalam pemerintahan.
“Tujuan Gubernur, Wakil Gubernur termasuk sekda, semata dilakukan untuk membangun Jabar. Sebagaimana yang pernah saya sampaikan, hal biasa. Yang paling penting kan tujuan sama, Jabar istimewa. Saatnya kita kita bahu-membahu,” ungkap Herman, Selasa (1/7).
Herman pun mengaku sudah bertemu dan berkomunikasi dengan Erwan. Saat disinggung soal pembagian tugas ke depannya, Herman menyerahkan kepada gubernur.
“Silakan ke Pak Gubernur, karena pengambil keputusan di Pemerintah Provinsi Jabar adalah gubernur,” tegasnya.
Bantu Kepala Daerah
Menurut Herman, sekda sesuai tugas dan fungsi membantu kepala daerah dalam merumuskan kebijakan mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan dan mengevaluasi kebijakan.
”Dan Pak Gubernur, Pak Wakil Gubernur adalah pimpinan dan sekali lagi saya tegaskan, saya loyal,” tuturnya.
Sebelumnya, konflik antara kedua pejabat di Pemprov Jabar ini, bermula dengan kekesalan Erwan seusai rapat di Gedung Sate Kota Bandung pada Senin (30/6/). Erwan menyebut jika Herman sudah melampaui kewenangannya sebagai ASN.
Overlap
Sebab, banyak pekerjaan yang harusnya menjadi tugas Wagub, diambil alih oleh Sekda. Herman sebagai ASN harusnya lebih banyak bekerja di kantor mengkonsolidasikan kepala dinas atas temuan gubernur dan Wakilnya di lapangan.
“Sebenarnya perlu dipahami, namanya sekda itu mengkoordinir sekretariat daerah. Seharusnya Pak Sekda selalu ada di kantor. Pak Gubernur di lapangan, saya ke lapangan,” imbuhnya.
Tak cuma itu, Erwan sebagai Wakil Gubernur Jabar mengaku tidak diberikan informasi soal pelantikan sejumlah Kepala Dinas di lingkungan Pemprov Jabar.
“Mohon maaf ya, di sini gak apa-apa, terserah sampaikan. Saya sangat kecewa, ini akumulasi dari kekecewaan saya. Beberapa kali ada pelantikan kepala dinas, jangankan dilibatkan, diberitahu saja saya tidak,” bebernya.
Padahal, kata dia, tugas sekda salah satunya menginformasikan kepada Gubernur dan Wakil Gubernur, termasuk rotasi dan mutasi jabatan kepala dinas. Mestinya Sekda itu memberitahu, jika akan ada pelantikan.
“Saya tidak pernah diinformasikan. Silakan Pak Gubernur dan Pak Sekda yang ngatur itu. Tapi minimal saya dikasih tahu,” tandasnya.
Sekda Sumedang
Dikatakan Erwan, sebelum menjadi Sekda Jabar, Herman dulunya merupakan Sekda Kabupaten Sumedang yang saat bersamaan Erwan menjabat sebagai Wakil Bupati.
“Sejarahnya sebelum menjadi Sekda Provinsi Jabar, beliau adalah Sekda Sumedang. Ketika ingin jadi Sekda Sumedang, dia memelas tengah malam ke rumah saya. Bupati saat itu tidak mau Herman menjadi Sekda. Saya tiga kali lobi bupati untuk menerima saudara Herman jadi Sekda. Sekarang sudah jadi Sekda ke Sumedang, terus jadi Sekda Provinsi,” imbuhnya.
Dengan banyaknya Sekda turun ke lapangan, Erwan menilai hal itu sudah mengambil peran yang seharusnya dilakukannya. Bahkan, Erwan merasa tidak memiliki rasa takut ketika para warganet menyerangnya di media sosial.
“Jadi jangan ambil alih kerjaan orang. Sementara kerjaan sendiri ngak dikerjakan. Mohon maaf. Saya selama ini diserang oleh netizen-netizennya, Sekda. Silakan serang lagi saya sekarang, saya ngak takut,” tutupnya. (Rava/N-01)