
BADAN Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung, Jawa Barat mencatat terjadi inflasi Kota Bandung sebesar 1,69% (month-to-month) pada Maret 2025 dibandingkan Februari 2025.
Inflasi bulan Maret ini dipicu oleh kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang mencatat andil terhadap inflasi month-to-month (mtm) mencapai 1,31%.
Kepala Diskominfo Kota Bandung, Yaya A Brilyana menyatakan, secara tahunan (year-on-year/yoy) inflasi Kota Bandung tercatat hanya 0,62%, masih lebih rendah dibanding rata-rata nasional mencapai 1,03%.
Penyumbang utama inflasi bulan Maret 2025 secara year-on-year adalah kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga dengan andil -0,93%.
“Adapun komoditas penyumbang utama deflasi pada kelompok ini adalah tarif listrik. Kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil 0,80%,” papar Yayan, Rabu (9/4).
Menurut Yayan, komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah cabai rawit. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,48%.
Emas pemicu inflasi
Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah emas perhiasan. Sedangkan, inflasi year-to-date (ytd) hingga Maret 2025 hanya 0,05%.
Ini menandakan secara kumulatif harga-harga relatif stabil sejak awal tahun, bahkan menjadi yang terendah kedua di antara 10 kabupaten/kota di Jabar, hanya lebih tinggi dari Kabupaten Majalengka.
Adapun komoditas paling berpengaruh terhadap inflasi bulan Maret 2025 secara bulanan antara lain bawang merah 0,07%, angkutan antar kota 0,07%, dan bawang putih serta cabai rawit masing-masing 0,04%.
Kemudian tarif listrik -0,01% (menyumbang deflasi) serta angkutan udara dan biskuit masing-masing -0,01%.
“Kota Bandung menempati peringkat kelima tertinggi inflasi bulanan (mtm) di Jabar, di bawah Kota Cirebon, Kabupaten Subang, Kota Depok dan Kabupaten Bandung,” ungkap Yayan.
Namun untuk inflasi tahunan (yoy), Kota Bandung berada di posisi keempat terendah, menandakan tekanan harga masih relatif terkendali dalam jangka panjang.
BPS Kota Bandung memperkirakan tekanan inflasi masih berlangsung pada April 2025. Seiring meningkatnya permintaan menjelang Hari Raya Idulfitri terutama komoditas pangan dan transportasi. (Rava/S-01)