
WARGA Samosir, Sumatra Utara masih bertanya-tanya terkait kecelakaan yang menimpa seorang perempuan berinisial
EMN.
Pertanyaannya adalah apakah itu murni kecelakaan tunggal atau ada cerits lain di balik luka-luka EMN?
Pertanyaan itu muncul setelah video pengakuan EMN sebagai korban penganiayaan viral di media sosial pada 26 Februari lalu. Sontak, opini publik terbelah: sebagian yakin ia menjadi korban kekerasan, sementara yang lain percaya itu hanya kecelakaan.
Polres Samosir pun berupaya membongkar misteri yang menyelimuti kasus itu. Dua laporan telah diterima, satu menyebutkan kecelakaan tunggal, yang lainnya menuduh adanya penganiayaan.
Laporan kecelakaan
Berawal pada 21 Desember 2024, pukul 04.00 WIB di jalan Dr. Hadrianus Sinaga Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir-Sumatera Utara. Seorang perempuan ditemukan terkapar dengan luka-luka. Ia adalah EMN, yang saat itu mengendarai sepeda motor Honda Beat tanpa plat nomor.
Laporan kecelakaan dibuat oleh seseorang berinisial F pada 23 Desember 2024. Berdasarkan keterangan saksi, EMN ditemukan dalam kondisi luka-luka dan segera dilarikan ke Rumah Sakit Umum Dr. Hadrianus Sinaga.
“Hingga kini, kami masih menyelidiki kasus ini. Sebanyak 17 saksi telah diperiksa, dan sejauh ini bukti menunjukkan bahwa kejadian yang dialami EMN adalah kecelakaan tunggal,” ujar Kasat Reskrim Polres Samosir, AKP Edward Sidauruk, Minggu (9/3).
Kesaksian baru
Tiga hari setelah laporan kecelakaan tersebut cerita lain muncul. Suami EMN, SAHS (25), melaporkan ke polisi bahwa istrinya bukan hanya mengalami kecelakaan tetapi dianiaya.
SAHS menerima kabar dari warga bahwa istrinya ditemukan terduduk dalam keadaan lemas, memegangi kepalanya seolah menyimpan trauma besar. Setelah mendapat pertolongan di Rumah Sakit Dr. Hadrianus Sinaga, EMN dipindahkan ke Rumah Sakit Vita Insani di Pematang Siantar. Saat siuman, ia mengaku dianiaya sejumlah orang.
“Aku dipukuli… oleh empat pria,” ujarnya
Menurut EMN, peristiwa itu terjadi di sekitar usaha pangkas rambut Chael, sekitar satu kilometer dari tempat ia ditemukan.
Fakta atau Ilusi
Namun, penyelidikan polisi berkata lain. Hingga kini, dari 19 saksi yang diperiksa, tak satu pun melihat kejadian penganiayaan tersebut. Lebih mencurigakan lagi, pakaian dan motor yang digunakan EMN tidak menunjukkan adanya bercak darah.
“Jika ada penganiayaan di lokasi awal, seharusnya ada darah pada pakaian atau kendaraan korban,” tegas AKP Edward Sidauruk.
Ungkap kebenaran
Saat menanggapi teka-teki itu, Plt. Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Yudhi Surya Markus Pinem, memastikan penyelidikan dilakukan secara profesional dan transparan.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tidak terpengaruh oleh spekulasi. Penyelidikan masih berlangsung, dan fakta akan diungkap berdasarkan bukti yang ada,” tegasnya.
Sementara penyelidikan terus berjalan, masyarakat diminta tetap tenang dan tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi.(Satu/N-01)