TEMUAN kasus ternak terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Riau meningkat. Itu sebabnya Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau memperketat pengawasan keluar masuk hewan, produk hewan, serta media pembawa penyakit lainnya di pos pemeriksaan.
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan Dinas PKH Riau Faralinda Sari mengatakan, dalam pengawasan tersebut pihaknya melibatkan kepolisian, TNI, Badan Karantina Indonesia, Dinas Perhubungan, dan asosiasi peternak.
“Dengan sinergi ini, diharapkan ancaman penyakit pada hewan ternak dapat ditekan, sehingga menjaga keberlangsungan peternakan di Riau,” kata Fara, Sabtu (1/2).
Selain itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat jika hewan ternak mereka mengalami gejala yang mencurigakan segera melapor ke petugas. Selain itu, lanjutnya, Dinas PKH juga mengimbau para peternak untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat musim hujanr. Ia menjelaskan bahwa cuaca ekstrem seperti hujan deras dan banjir meningkatkan risiko penyebaran PMK.
“Saat ini, kasus PMK di Riau terus meningkat. Awalnya hanya dua kasus di Kampar, tetapi kini sudah menyebar ke sejumlah wilayah lain di Riau dengan total 60 kasus,” ujarnya.
Upaya lain yang dilakukan pihaknya yakni dengan menggalakkan vaksinasi hewan ternak, termasuk pemberian ring vaksinasi dalam radius 3 kilometer dari titik kasus.
“Proses vaksinasi ini dimulai dari desa yang masih bebas dari kasus, dengan prioritas pada sapi dan kerbau. Selain itu, vaksinasi juga direncanakan berlangsung dalam dua gelombang: Januari-Maret dan Juli-September 2025, sejalan dengan program bulan vaksinasi PMK,” pungkasnya. (Rud/N-01)