DINAS Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman mencatat sebanyak 26 hektare sawah di Sleman mengalami puso akibat serangan hama tikus sepanjang 2024. Secara keseluruhan, sepanjang 2024, serangan hama tikus terjadi di 559 hektare sawah dengan dampak mulai dari ringan hingga puso.
“Dari hasil analisa diperoleh data tingkat serangan hama tikus dengan tingkat serangan sebagai berikut tingkat serangan ringan seluas 410 hektare, tingkat serangan sedang seluas 81 hektare, tingkat serangan berat seluas 42 hektare dan tingkat serangan puso seluas 26 hektare,” kata Plt. Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Suparmono, Jumat (3/1/2024).
Dikatakan, terhadap serangan hama tikus tersebut jajarannya bersama kalangan petani terus melakukan upaya pengendalian baik secara preventif maupun responsi dengan prinsip PHT (Pengendalian Hama Terpadu).
“Dengan berbagai upaya pengendalian yang dilakukan baik secara preventif maupun responsif dengan prinsip-prinsip PHT selama 2024 di Kabupaten Sleman mampu mengendalikan 135 hektare dari total luas tambah serangan 559 hektare, sehingga serangan riil hama tikus pada 2024 di Kabupaten Sleman terjadi seluas 424 hekare,” katanya.
Awal tanam
Kegiatan pengendalian hama tikus, lanjutnya, diprioritaskan pada awal tanam atau pengendalian dini untuk menurunkan populasi tikus serendah mungkin sebelum terjadi perkembangbiakan tikus yang cepat pada stadia generatif padi. Pelaksanaan pengendalian dilakukan oleh petani secara bersama-sama dan terkoordinasi secara luas.
Beberapa langkah pengendalian yang sudah dilakukan oleh petugas pengendali OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) beserta dengan petugas lapang lainnya adalah dengan melakukan beberapa langkah pengendalian hama terpadu (PHT).
“Kegiatan tersebut antara lain gropyokan tikus atau memburu tikus massal, pengumpanan racun tikus dan fumigasi serta pemanfatan musuh alami. Hasilnya, 135 hektare bisa kita kendalikan,” katanya. (AGT/N-01)