POHON yang dilempari orang adalah pohon yang banyak buahnya. Begitupun gambaran cagub Jateng no 2 Ahmad Luthfi.
Karena memiliki banyak kelebihan untuk menang, akhirnya diserang di sosial media (somed) dengan isu-isu negatif polisi.
Demikian diungkapkan Ketua Bappilu Partai Demokrat Jateng, Bambang Eko Purnomo saat menanggapi kabar keterkaitan Ahmad Luthfi dengan mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo.
“Ya begitulah, pohon itu kalau buahnya banyak dilempari orang. Kalau ga dilempari berarti pohon itu tidak berbuah. Artinya pak Luthfi itu punya kelebihan dan kekuatan yang diperhitungkan untuk menang di Jawa Tengah,” kata Bambang Eko Purnomo (BEP), Ketua Bappilu Partai Demokrat Jateng, saat ditemui di Semarang, Selasa (15/10/2024)
Sebelumnya dikabarkan bahwa mantan Kapolda Jateng ini dinarasikan seperti Sambo (oknum polisi pelindung judi) dan ladushing (polisi yang selalu gagal menangkap penjahat dalam serial film India).
Tidak punya gagasan
Namun menurut BEP, tuduhan dan fitnah itu dibuat orang-orang pengecut yang tidak siap bertarung dengan gagasan dan pengalaman di Pilgub Jateng. Sebagai partai pendukung paslon 2 (Ahmad Luthfi-Taj Yasin), dirinya tak ambil pusing. Rakyat sudah pintar mana paslon yang layak dan mana yang bukan.
“Faktanya Pak Luthfi memang polisi (mantan kapolda), tapi polisi yang punya kelebihan memimpin Jawa Tengah dibanding lainya. Tidak semua polisi itu buruk, kalau ada itu oknum. Namanya oknum di mana-mana ada, di TNI pun ada, tapi apa kita harus mengolok-olok TNI? Saya tidak terima kalau TNI diolok-olok akibat oknum, begitupun Polri,” katanya.
Karena itu, dirinya bersama partai Demokrat akan tegak lurus. Sampai kapanpun tidak ada kata menyerah kecuali palson 2 (Luthfi-Yasin) menang. Katanya, paslon ini punya jargon ngopeni dan nglakoni. Berarti mau ke masyarakat untuk ngurus wong cilik.
“Bagi saya pak Luthfi itu kurangnya hanya satu, belum dilantik. Itu aja,” kata Eko sambil tertawa. (Htm/N-01)