
GUBERNUR Jawa Tengah Ahmad Luthfi yakin Jateng mampu memenuhi target produksi 11,8 juta ton beras dengan luas tanam 2.311.660 hektare. Saat ini saja panen Musim Tanam (MT) I hingga April sudah mencapai 4,09 juta ton.
“Kita diberikan target (dari pemerintah pusat) 11,8 juta ton. Panen Januari-April ini, kita mampu kelola tanaman padi di wilayah Jawa Tengah 733 ribu hektare dengan hasil 4,09 juta ton,” kata Ahmad Luthfi usai panen raya di Desa Ngombakan, Polokarto, Sukoharjo, Senin (7/4).
“Atas dasar capaian itu, kita pasti mampu penuhi target 11,8 juta ton,” lanjutnya.
Menurut dia, panen raya di Desa Ngombakan merupakan rangkaian dari kegiatan Panen Raya Serentak 14 Provinsi bersama Presiden RI Prabowo Subianto yang dipusatkan di Jawa Barat.
Lebih jauh dia katakan, luas panen padi Provinsi Jawa Tengah pada 2024 mencapai 1.554.777 hektare dengan produksi sebanyak 8.891.297 ton gabah kering giling (GKG).
Jumlah tersebut berkontribusi nasional sebesar 16 % lebih atau terbesar kedua setelah Provinsi Jawa Timur. Karena hasil yang menggembirakan pada produksi beras 2024 itilah, membuat target 2025, dipatok lebih tinggi.
“Pemprov Jateng tentu butuh dukungan stakeholder, mukai dari Kapolda dan Pangdam serta yang lainnya,” imbuh mantan Kapolda Jateng ini.
Sementara kontribusi Kabupaten Sukoharjo pada 2024, luas panen mencapai 42.441 hektare dengan produksi sebanyak 319.661 ton GKG. Berkontribusi pada produktivitas provinsi sebesar 3,60%.
Jateng mampu penuhi target
Potensi luas panen padi Kabupaten Sukoharjo pada 2025 diperkirakan mencapai 60 ribuan hektare. Untuk Januari-April 2025, potensi luas panen padi seluas 17.056 hektare dengan prediksi produksi sebanyak 109.571 ton GKG.
Luthfi mengungkapkan dalam rencana pembangunan jangka panjang daerah, Provinsi Jawa Tengah diproyeksikan menjadi penumpu pangan dan industri nasional.
“Jawa Tengah merupakan lumbung pangan nasional, ini selaras dengan kebijakan Presiden RI. Pemprov dan Pemda tidak mampu berdiri sendiri,” kata Luthfi.
“Ada Kodam, Polda, Bulog, BPS, dan seluruh stakeholder yang mendukung kegiatan swasembada pangan ini,” tandas dia lagi.
Ia mengakui memang ada banyak tantangan dalam merealisasikan target dari terkait lumbung pangan dan swasembada pangan.
Mulai dari alih fungsi lahan pertanian, perubahan iklim dan organisme pengganggu tanaman, sampai gejolak harga pangan termasuk harga beli hasil petani.
Terkait hal itu, mitigasi sudah mulai dilakukan secara bersama-sama. Misalnya stabilisasi harga beli hasil panen dari petani sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat.
Bulog selama awal tahun 2025 ini ikut menyerap hasil produksi petani. Gangguan terkait hama mulai ditangani dengan inovasi dan teknologi baru. Begitu halnya dengan pemenuhan air untuk pertanian.
“Luas lahan, kita akan perketat Perda agar sawah hijau tidak termakan oleh bangunan-bangunan sehingga luas lahan tidak terkontaminasi oleh kegiatan pembangunan,” katanya.
Pada bagian lain, dalam dialog jatak jauh, Presiden RI Prabowo Subianto mengapresiasi hasil panen Jawa Tengah pada Januari-April 2025.
Capaian dan upaya Jawa Tengah untuk memenuhi target dan mewujudkan lumbung pangan nasional akan menjadi semangat bagi daerah lain.
“Luar biasa kalau bisa mencapai target. Saya percaya ini menjadi semangat bagi kita semua. Kalau kita punya kemampuan mengamankan panen kita, apa pun yang terjadi di luar negeri, kita tidak terlalu terpengaruh,” kata presiden. (WID/S-01)