
PEMERINTAH Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) fokus untuk membenahi kawasan Puncak dan akan dikembalikan ke kondisi awal sebagai hutan dan perkebunan.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan pengembalian fungsi awal kawasan Puncak untuk meningkatkan daya serap air dan mengurangi risiko banjir.
“Hari ini saya fokus untuk membenahi wilayah Puncak untuk kembali ke awalnya menjadi wilayah hutan dan perkebunan,” tegas Dedi, Jumat (7/3).
“Kebijakan saya untuk kawasan Puncak, bangunan-bangunannya saya bongkar, tujuannya adalah mengembalikan fungsi–fungsi resapan air dan rencananya akan dihutankan kembali,” tambahnya.
Hingga saat ini hujan masih mengguyur di beberapa wilayah yakni di Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, dan Cirebon. Juga Sukabumi yang baru saja mengalami banjir bandang.
Untuk menghadapi cuaca ekstrem dan hujan dengan intensitas tinggi, Pemprov Jabar akan mengadakan modifikasi cuaca selama 10 hari.
“Mudah-mudahan modifikasi itu bisa mengurangi beban air yang jatuh ke wilayah-wilayah rawan banjir,” kata Dedi.
“Kami sudah memproses, mudah-mudahan langkah ini bisa meringankan beban masyarakat Jabar yang mengalami kebanjiran,” ungkapnya.
Dedi berharap langkah-langkah ini juga bisa meringankan tidak hanya masyarakat Jabar, tetapi juga masyarakat DKI Jakarta karena aliran air dari wilayah hulu mengalir ke Bekasi, Karawang, dan Jakarta.
Badan Mereorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) memprediksi potensi hujan dengan intensitas tinggi pada 10-25 Maret 2025. (*/S-01)