MENTERI Agama periode 2014-201 Lukman Hakim Saifuddin menilai kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia untuk meneguhkan, memperkuat dan mempererat hubungan baik antarumat beragama di Indonesia dan internasional.
Kunjungan tersebut sama sekali bukan dimaksudkan untuk melemahkan, apalagi merusak toleransi antarumat beragama di Tanah Air.
Lukman juga menanggapi adanya usulan agar adzan Maghrib yang ditayangkan di semua stasiun televisi dihilangkan selama misa akbar Paus Fransiskus tidaklah benar,
“Saya amat meyakini bahwa Paus, Kardinal, dan para pemuka agama serta umat Katolik akan berbesar hati dan penuh toleransi memberikan kebebasan kepada stasiun tv untuk menayangkan azan magrib meski di tengah prosesi ritual misa,” ujarnya dalam keterangan tertulis diterima Mimbar Nusantara, Rabu (4/9).
Dalam hal bertoleransi, yaitu kemauan dan kemampuan untuk menghormati dan menghargai perbedaan yang ada.
“Marilah kita lebih mengedepankan ‘memberi’ dibanding ‘menuntut’. Ajaran agama lebih memuliakan mereka yang memberi dibanding yang menuntut atau meminta,” kata Lukman.
“Kematangan iman diwujudkan melalui implementasi toleransi yg lebih mengedepankan tenggang rasa,” pungkasnya. (*/S-01)