GUNUNG Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam waktu 12 jam sejak Rabu (17/7) pukul 18.00 hingga Kamis (18/4) pukul 06.00 WIB terjdi 43 kali guguran lava dari pucak Gunung Merapi.
Guguran lava yang berupa nyala api yang memanjang meluncur menuruni bukit itu mengarah ke barat daya dan masuk ke hulu Sungai Bebeng. Guguran lava tersebut mencapai jarak 2.000 meter dari puncak.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi Alzwar Nurmanaji dalam laporannya, Kamis (18/7) pagi menjelaskan bahwa dalam kurun waktu yang sama juga terjadi 57 kali gempa guguran dengan amplitudo maksimal 37 milimeter dan durasi paling lama183,44 detik.
Gempa lainnya, dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo maksimal 7 milimeter dan durasi 67,72 detik.
Sepanjang malam, ujarnya, cuaca di kawasan punca cerah dan berawan, angin tenang, bertirup ke arah barat pada pengamatan pukul 18.00 – 24.00 WIB dan kemudian berubah ke arah timur pada Kamis dinihari hingga pagi hari.
“Suhu udara 12.5-17 °C, kelembaban udara 59-98.8 %, dan tekanan udara 768-918.6 mmHg,” katanya.
Potensi bahaya saat ini, jelasnya berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol sejauh 5 kilometer.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
BPPTKG Yogyakarta, imbuhnya masih mempertahankan tingkat aktivitas Gunung Merapi pada Level III atauSiaga. (AGT/N-01)