DESA Wisata Jatiluwih, terkenal dengan hamparan sawah terasering yang indah, kembali menunjukkan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan. Data terbaru menunjukkan bahwa pada bulan Juli 2024, DTW (Daerah Tujuan Wisata) Jatiluwih secara perlahan terus mengalami peningkatan telah menembus lebih dari 1.750 wisatawan per hari, melampaui kunjungan yang untuk pertama kalinya mencapai lebih dari 1.500 wisatawan per hari.
Kenaikan signifikan ini merupakan hasil dari upaya berkelanjutan Tim Pengelola Desa Wisata Jatiluwih untuk meningkatkan pelayanannya dan terus bersinergi dengan masyarakat menerapkan prinsip-prinsip wisata berkelanjutan dan regeneratif.
Pasca-penyelenggaraan World Water Forum (WWF) pada Mei 2024 dan berbagai event antara lain festival desa wisata Jatiluwih ke V, Jatiluwih terus menarik minat wisatawan yang ingin merasakan pengalaman wisata yang unik dan bertanggung jawab serta berkontribusi pada pelestarian lingkungan.
Bagi para penjelajah alam dan pecinta budaya, Desa Wisata Jatiluwih di Tabanan, Bali, menawarkan pengalaman yang tak terlupakan. Desa ini terkenal dengan hamparan sawah teras sering yang indah, yang diakui sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO.
Lebih dari sekadar pemandangan yang memukau, Jatiluwih juga merupakan tempat untuk menyelami budaya Bali yang autentik dan merasakan keramahan penduduk setempat.
“Kami sangat senang dengan antusiasme wisatawan terhadap Jatiluwih,” ujar Pak Jhon Purna, Manajer Operasional DTW Jatiluwih.
“Kami terus berbenah dan berinovasi untuk memberikan pelayanan terbaik bagi wisatawan, sekaligus memastikan kelestarian alam dan budaya Jatiluwih.”
Pemberdayaan masyarakat
Upaya Jhon Purna dan Team Desa Wisata Jatiluwih dalam menerapkan wisata berkelanjutan dan regenerative meliputi, pertama, pelestarian alam dengan melakukan konservasi air, pengelolaan sampah yang efektif, dan penggunaan pupuk organik untuk menjaga kesehatan ekosistem sawah terasering.
Kedua, pemberdayaan masyarakat lokal. Memberikan pelatihan dan kesempatan kerja bagi masyarakat lokal dalam industri pariwisata, serta meningkatkan akses mereka terhadap pendidikan dan Kesehatan.
Ketiga, Promosi budaya. Mengadakan berbagai acara budaya dan tradisi lokal untuk memperkenalkan kekayaan budaya Bali kepada wisatawan.
Jatiluwih merupakan contoh nyata bagaimana sebuah DTW dapat berkembang pesat dengan menerapkan prinsip-prinsip wisata berkelanjutan. Keindahan alam yang memesona, keramahan penduduk lokal, dan budaya yang unik menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang ingin merasakan pengalaman wisata yang berbeda.
Untuk itu Jhon Purna memberikan beberapa tips bagi wisatawan yang ingin mengunjungi DTW Jatiluwih. Pertama, patuhi peraturan dan jaga kebersihan lingkungan. Kedua, gunakan jasa pemandu lokal untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang Jatiluwih.
Ketiga, belilah produk lokal sebagai bentuk dukungan terhadap masyarakat local. Keempat, hormati budaya dan tradisi lokal.
Dengan mengunjungi Jatiluwih, tamu tidak hanya menikmati keindahan alam yang luar biasa, tetapi juga berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan dan budaya Bali.
Jatiluwih bukan hanya sebuah desa wisata, tetapi juga sebuah warisan budaya dunia yang harus dilestarikan. Kunjungi Jatiluwih dan rasakan sendiri keindahan alam yang luar biasa, budaya yang kaya, dan keramahan penduduk setempat. (Aci/N-01)