Mudik Lebaran, Begini Asal Usulnya

MUDIK Lebaran adalah tradisi tahunan di Indonesia di mana masyarakat yang merantau kembali ke kampung halaman mereka untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga. Tradisi ini memiliki akar sejarah yang panjang, terkait dengan faktor sosial, budaya, dan ekonomi.

Asal Usul Mudik Lebaran

  1. Tradisi Pulang Kampung di Zaman Kerajaan
    Istilah mudik berasal dari bahasa Jawa, yaitu mulih dilik, yang berarti “pulang sebentar.” Pada zaman kerajaan, terutama di Jawa, masyarakat desa yang merantau ke kota untuk bekerja atau berdagang sering kembali ke desa asalnya untuk mengunjungi keluarga dan leluhur, terutama saat ada perayaan penting.
  2. Pengaruh Islam dan Perayaan Idul Fitri
    Dengan masuknya Islam ke Nusantara, perayaan Idul Fitri menjadi momen penting untuk berkumpul dengan keluarga dan mempererat silaturahmi. Konsep kembali ke asal atau fitrah dalam Idul Fitri juga selaras dengan keinginan banyak orang untuk kembali ke kampung halaman setelah merantau.
  3. Perkembangan Kota dan Urbanisasi
    Pada masa kolonial dan setelah kemerdekaan, urbanisasi di Indonesia meningkat pesat. Banyak orang pindah ke kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung untuk mencari pekerjaan. Namun, saat Idul Fitri, mereka merasa perlu kembali ke kampung halaman untuk merayakan bersama keluarga, yang kemudian melahirkan tradisi mudik modern.
  4. Mudik Sebagai Fenomena Sosial-Ekonomi
    Selain sebagai tradisi keagamaan dan budaya, mudik juga memiliki dampak ekonomi yang besar. Setiap tahun, jutaan orang melakukan perjalanan darat, laut, dan udara, yang berdampak pada sektor transportasi, pariwisata, serta perputaran ekonomi di daerah asal pemudik.
BACA JUGA  Sambut Mudik Lebaran, Tarif Dua Ruas Tol Trans Sumatra Didiskon 20%

Saat ini, mudik tidak hanya dilakukan oleh pekerja biasa, tetapi juga oleh pejabat, pengusaha, dan masyarakat dari berbagai lapisan ekonomi.  Pemerintah pun sering kali menyiapkan program khusus seperti mudik gratis dan infrastruktur jalan tol untuk mengakomodasi tradisi ini. (*/S-01)

Siswantini Suryandari

Related Posts

55.854 Kendaraan Masuk DIY dan 47.023 Kendaraan Keluar

BERDASARKAN data yang dihimpun dari traffic counting di Smart Province DIY menunjukkan bahwa kendaraan yang masuk DI Yogyakarta mencapai 55.854 kendaraan. Sedangkan kendaraan yang keluar 47.023. Kabid Humas Polda DIY…

Libur Lebaran, Borobudur dan Prambanan Diserbu Wisatawan

SELAMA periode Senin (31/3) hingga Minggu (6/4), Taman Wisata Candi Borobudur, Taman Wisata Candi Prambanan dan Keraton Ratu Boko dikunjungi 182.219 orang. PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Lewatkan

Mengintip Bakdan Sapi, Tradisi Unik di Mlambong Lereng Merapi

  • April 7, 2025
Mengintip Bakdan Sapi, Tradisi Unik di Mlambong Lereng Merapi

Dapat Hibah Aset TNI, Pemkot Solo Siap Bangun Kolam Retensi

  • April 7, 2025
Dapat Hibah Aset TNI, Pemkot Solo Siap Bangun Kolam Retensi

Sragen Yakin Pertahanan Posisi 2 Lumbung Pangan di Jateng

  • April 7, 2025
Sragen Yakin Pertahanan Posisi 2 Lumbung Pangan di Jateng

Kapolda DIY Tinjau Pembangunan Dapur MBG di Asrama Brimob

  • April 7, 2025
Kapolda DIY Tinjau Pembangunan Dapur MBG di Asrama Brimob