INOVASI dan kreativitas dilakukan tiga mahasiswa UNY. Mereka adalah Nasywa Aliyah Syafira (Teknologi Pendidikan), Khuswatun Hasanah (Kimia), Indah Sulistyaningrum (Administrasi Perkantoran) dan Iffrian Ciptaning Muffia Tejafals (Akuntansi).
Mereka meneliti kulit kopi yang selama ini hanya dibuang percuma dan hanya menjadi limbah yang dibuang. Dari limbah kulit kopi ini kemudian kombinasikan dengan beras putih sebagai scrub jadilah lulur yang mereka namai CassaScrub.
Nasywa Aliyah Syafira, menjelaskan penggunaan limbah kulit kopi (Cascara) sebagai bahan dasar lulur alami karena kulit kopi yang mengandung tanin sebagai antibakteri, kafein untuk mengurangi stretch, dan senyawa polifenol (antioksidan) yang sangat bagus bagi kesehatan kulit sebab berguna dalam mengangkat kotoran dan sel kulit mati.
“Berdasarkan penelitian, jumlah kadar antosianin paling tinggi pada kulit buah kopi robusta yaitu sebesar 15,74 mg/L lebih tinggi daripada kulit buah kopi arabika dengan kadar antosianin tertinggi sebesar 12,48 mg/liter, ” ujar Nasywa, Kamis (4/7).
Oleh sebab itu, lanjutnya, kandungan tersebut berpotensi membantu proses pencerahan kulit dengan cara mengangkat sel kulit mati.
Produk ini, katanya memiliki keunggulan dan keunikan tersendiri karena terbuat dari bahan alami berupa limbah kulit kopi sebagai bahan utamanya, disertai beras putih sebagai scrub lembut di kulit sehingga aman untuk digunakan.
Indah Sulistyaningrum menambahkan pemanfaatan kulit kopi selama ini hanya sebatas diolah menjadi produk pakan ternak atau kompos tanaman. Masyarakat sangat jarang memanfaatkannya menjadi produk kecantikan, padahal kandungan di dalam kulit kopi sangat bagus bagi kesehatan kulit untuk mengangkat kotoran dan sel kulit mati.
“Indonesia sebagai salah satu negara penghasil kopi memiliki banyak limbah kulit kopi yang tak termanfaatkan,” katanya.
Oleh karena itu dibuatlah CassaSrub dengan keunggulan kaya antioksidan yang dapat mencerahkan kulit dan membantu menyamarkan stretch mark. Selain itu CassaScrub terbuat dari bahan alami dengan memanfaatkan potensi kulit kopi melalui supply channel, belum tersedia di pasaran dan harganya terjangkau bagi kalangan menengah ke bawah.
Khuswatun Hasanah menjelaskan, bahan yang dibutuhkan untuk membuat CassaScrub adalah kulit kopi, nipagin, etanol, aquades, gliserin, minyak esensial vanilla, VCO, vitamin c, propilen glikol, beras putih, TEA (triethanolamine), vaseline, setil alkohol, asam stearat, kemasan tube, kardus kemasan dan label kemasan.
“Cara membuatnya dibagi menjadi dua tahap yaitu ekstraksi kulit kopi dan pembuatan scrubnya,” papar Khuswatun Hasanah.
Pembuatan ekstrak kulit kopi dengan cara maserasi. Untuk membuat ekstrak kulit kopi diperlukan 200gram kulit kopi kering yang sudah dihaluskan kemudian dimaserasi dengan 1 liter etanol 96% dalam stoples.
Proses maserasi dilakukan selama 3 hari dengan pengadukan setiap 24 jam. Untuk membuat CassaScrub, ekstrak kulit kopi, Nipagin, TEA dan aquades distirer hingga homogen. Minyak asam stearat, VCO, vaseline, setil alkohol dan propilen diaduk lalu dileburkan dengan kompor pemanas sampai larut. Lalu semuanya dipanaskan dengan suhu 70 derajat Celsius dan diaduk sehingga terbentuk cream scrub.
Maserasi adalah proses dengan cara perendaman bahan dengan menggunakan pelarut organik dalam suhu ruangan. Pengemasan mengutamakan higienitas dan keamanan produk.
Diungkapkan Iffrian Ciptaning Muffia Tejafals, pertama kali kenakan pelindung tubuh sesuai dengan SOP, siapkan kemasan tube dan kardus luar yang sudah berlabel.
“CassaScrub bisa didapatkan di Kopma UNY, Plaza UNY, e-commerce dan pemesanan langsung lewat Instagram dengan harga Rp20.000,“ katanya.
Karya itu berhasil meraih pendanaan dari Direktorat Belmawa Kemendikbudristek dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2024 bidang PKMK. (AGT/N-01)