
BUKAN hanya pola makan ibu yang memengaruhi kesehatan anak di masa depan, pola makan ayah juga dapat mempunyai dampak yang kritis.
Menurut sebuah studi baru, perubahan pola makan sederhana. Yaitu dengan mengonsumsi suplemen minyak ikan, dapat membantu mengurangi risiko obesitas pada anak mereka.
Obesitas adalah masalah kesehatan global yang mendesak dan memengauhi lebih dari 390 juta anak dan remaja pada 2022.
Prevalensi obesitas pada masa kanak-kanak telah meningkat dari 8 persen pada 1990 menjadi 20 persen pada 2022. Obesitas juga bisa meningkatkan risiko gangguan metabolisme seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolestrol tinggi.
Hasil studi terbaru yang dipresentasikan dalam Nutrition 2024, sebuah pertemuan tahunan utama American Society for Nutrition di Chicago, menyarankan pentingnya suplemen minyak ikan untuk ayah sebagai senjata rahasia untuk memerangi masalah obesitas pada masa kanak-kanak.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan manfaat suplementasi minyak ikan pada ibu dalam mengurangi risiko obesitas pada masa kanak-kanak.
Para peneliti mengatakan hasil temuan ini adalah penelitian pertama yang mengevaluasi pola pewarisan secara eksklusif dari garis ayah.
Tim peneliti melakukan penelitian pada hewan yang melibatkan 150 tikus jantan yang diberi diet tinggi lemak, dan beberapa di antaranya menerima tambahan minyak ikan sebelum mereka dikawinkan dengan tikus betina yang menjalani diet sehat rendah lemak secara teratur.
Keturunan tikus jantan yang diberi minyak ikan memiliki berat badan lebih ringan pada umur 7 dan 21 hari dibandingkan dengan tikus yang ayahnya tidak diberi minyak ikan.
Keturunan betina dari kelompok minyak ikan juga menunjukkan kesehatan metabolisme yang lebih baik, dengan peningkatan pebersihan glukosa dan sensitivitas insulin.
“Konsep ini menawarkan potensi yang signifikan untuk membentuk kembali strategi kita dalam memerangi obesitas pada masa kanak-kanak. Bayangkan masa depan dimana panduan diet pra-konsepsi tidak hanya ditujukan pada ibu, namun juga melibatkan ayah, sehingga memungkinkan mereka untuk memainkan peran yang lebih aktif dalam mempromosikan kesehatan anak mereka dan kesejahteraan lebih awal,” kata Latha Ramalingam, peneliti utama studi tersebut dalam keterangan pers, Senin (1/7) seperti dilansir oleh Medical Daily.
Para peneliti saat ini menyelidiki bagaimana perubahan pola makan berdampak pada kualitas sperma dan bagaimana penelitian ini memengaruhi generasi mendatang.
“Meskipun penelitian pada manusia lebih lanjut diperlukan, penemuan ini membuka batas baru dalam pemahaman kita tentang bagaimana orang tua, lebih dari sekedar genetika, memengaruhi kesejahteraan anak-anak merek,” ujar Ramalingam.
“Minyak ikan, suplemen bisa menjadi senjata ampuh dalam perjuangan kita untuk menciptakan generasi berikutnya lebih sehat ,” tambahnya. (*/S-01)