TIM Ahli Pusat Studi Energi Universitas Gajah Mada Prof. Dr. Eng. Deendarlianto, S.T., M.Eng., menuturkan PSE UGM tengah mengembangkan hydrogen valley atau ekosistem yang bermanfaat dengan energi hidrogen di sekitar kampus UGM. Penerapan ekosistem merupakan sebuah kolaborasi jangka panjang yang meliputi meliputi pengembangan, produksi, dan penyimpanan energi hidrogen.
“Pengembangan teknologi ini juga harus diikuti dengan pendekatan multidisiplin sehingga dapat membantu pemerintah dalam pengimplementasian hidrogen di Indonesia,” ujarnya.
Hal itu diungkapkan Prof. Deendarlianto pada pembukaan kursus musim panas ini mengusung tema ‘Hydrogen’s Role in Energy Transition: Perspective and Challenges’.
Kali ini, PSE UGM bersinergi dengan University of Groningen untuk mengadakan kursus yang dirancang untuk memberikan wawasan mendalam dan inovatif tentang energi hidrogen.
Krisis iklim
Sementara Atase Pendidikan Belanda di Kedutaan Belanda di Jakarta, Yvonne Klerks, juga menyebut pentingya penggunaan tenaga hidrogen di Belanda. Ia menyebut Belanda sebagai pengguna terbesar hidrogen setelah Jerman. Dedikasi Belanda ini juga turut ditandai dengan persetujuan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Belanda pada G20 2020 lalu untuk memerangi krisis iklim.
Dalam kesempatan itu, Yvonne sebagai perwakilan Pemerintah Belanda mengapresiasi kerja sama pendidikan antara perguruan tinggi di Indonesia dan Belanda dalam bidang riset ini.
“Semoga kegiatan ini dapat mendukung kolaborasi riset dan pendidikan antara Belanda dan Indonesia,” ucapnya.
Transfer pengetahuan
Kepala PSE UGM Prof. Ir. Sarjiya, mengatakan hidrogen sebagai sumber energi yang potensial. melalui kerja sama dengan Universitas Groningen bisa memberikan kesempatan adanya transfer pengetahuan antara UGM dan Groningen soal pemanfaatan energi hidrogen.
“Melalui kursus ini akan dibagi menjadi dua sorotan, yaitu mengkaji hidrogen dari aspek kebijakan dan aspek teknologi,” ujarnya.
Kegiatan summer course akan dilaksanakan pada 19—23 Agustus 2024 ini dirancang untuk memberikan wawasan mendalam dan inovatif tentang energi hidrogen. Pada hari pertama dan kedua, peserta akan diajak untuk mendalami potensi hidrogen sebagai energi bersih dan strategi kebijakan untuk ekosistem hidrogen yang berkelanjutan.
Hari ketiga sampai hari terakhir, nantinya peserta akan berfokus pada inovasi penelitian dan teknologi terbaru dalam produksi dan aplikasi hidrogen, serta membahas tantangan dan solusi yang dihadapi.
Rektor Universitas GM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., mengatakan energi hidrogen adalah energi yang potensial sebagai energi dengan kepadatan tinggi, tetapi menghasilkan karbon yang rendah. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa implementasi hidrogen, utamanya di Indonesia masih memiliki sejumlah kendala. (AGT/N-01)