
KREATIVITAS adalah kunci. Prinsip itulah yang coba diajarkan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang tengah menjalani Kuliah Kerja Nyata di Dusun Degolan, Bumirejo, Lendah, Kulonprogo.
Dengan memanfaatkan galon bekas wadah air minum kemasan atau ember dan wadah lainnya, mahasiswa KKN UNY mengajak warga membudidayakan ikan lele. Tak hanya budidaya ikan saja tetapi juga membuat kerupuk lele.
Para mahasiswa ini adalah Ramadhan Nanto, Nadya Kusuma Wardani, Satiti Siti Haryanto, Rizki Ali Farhan, Fikri Al Aziz, Welfiadyatma Agatha, Risma Nur Ichsanti, Kuncoro Aji Tri Purnama dan Mahaneshvara Dhavinta Hafshahna.
Penanggung jawab Kelompok Ramadhan Nanto mengatakan pembuatan krupuk lele ini berawal dari upaya budidaya ikan dalam ember. Warga, katanya, menanyakan ikan yang telah dibudidayakan, bagaimana selanjutnya.
“Karena budidayanya ikan lele maka kami berinisiatif untuk mengolahnya sebagai kerupuk. Atau bisa saja dikonsumsi sebagai lele goreng atau dijual pada pedagang pecel lele,” katanya, Jumat (16/8).
Jenis lele yang dibudidayakan adalah lele sangkuriang yang memiliki warna tubuh coklat kehitaman dengan bintik-bintik putih kecil di seluruh tubuhnya. Bibit lele, kemudian dipelihara atau dibudidayakan dalam bekas wadah air minum dalam kemasan yang sudah tidak terpakai atau ember.
Selain untuk budidaya lele, wadah juga dimanfaatkan untuk budidaya tanaman sayuran.
“Ini dilakukan secara terintegrasi dalam satu wadah,” kata Nadya Kusuma Wardani.
Ketahanan pangan
Nadya menambahkan upaya budidaya ikan dalam ember ini dinamai ‘Budikdamber’ yaitu kegiatan budidaya ikan dan sayuran yang dilakukan secara terintegrasi dalam satu wadah.
“Konsep utama budikdamber adalah menggabungkan prinsip akuaponik yaitu simbiosa mutualisma antara ikan dan tanaman,” kata Nadya.
Manfaatnya sebagai peluang usaha rumahan, juga meningkatkan ketahanan pangan karena budikdamber menyediakan sumber protein dan sayuran segar dengan mudah dan murah.
Selain itu budikdamber juga hemat biaya karena tidak memerlukan lahan yang luas dan peralatan yang mahal. Sementara ikan lele yang sudah memasuki masa panen akan dijual sebagai ikan lele konsumsi atau diolah menjadi kerupuk lele.
Ia menjelaskan bahan yang diperlukan untuk pembuatan kerupuk lele ini adalah daging lele fillet, tepung tapioka, bawang putih, garam dan sedikit penyedap.
“Cara membuatnya pertama kali lele dikukus lalu diambil dagingnya” ujar imbuh Satiti.
Kemudian daging lele, tepung dan penyedap dijadikan satu lalu diblender. Setelah itu letakkan dalam wadah kotak, dipotong-potong dan dijemur hingga kering.
“Setelah itu baru digoreng dan disajikan,” jelasnya.
Kaya protein
Kerupuk lele mengandung protein yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Apalagi daging lele mengandung kalsium yang baik untuk kesehatan tulang dan gigi.
Kerupuk lele juga mengandung berbagai macam mineral dan vitamin yang dibutuhkan tubuh.Salah satu warga Degolan, Ella mengatakan bahwa krupuk lele ini rasanya enak dan layak untuk dikonsumsi. (AGT/N-01)