WAKIL Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin mengaku prihatin dengan jumlah stok darah di PMI se-Indonesia yang baru pada kisaran 91 ribu kantong. Sebab jumlah itu masih jauh dari jumlah 7 juta kantong darah atau 2,5% dari jumlah penduduk.
Saat mengomentari pernyataan Wapres itu, Palang Merah Indonesia (PMI) Solo mengaku bangga dengan capaian produksi darah mereka. Betapa tidak? Per bulan mereka bisa mencapai 15% dari kebutuhan penduduk Solo.
Penegasan itu disampaikan CEO PMI Solo, Sumartono Hadinoto kepada Mimbar Nusantara sebagai menyikapi keprihatinan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin pada acara penganugerahan Satyalancana Kebaktian Sosial Pendonor Darah 100 kali kepada 1591 Donor Darah Sukarela (DDS) di Jakarta, Senin (5/8).
Saat itu Wapres Ma’ruf Amin menegaskan, karena stok darah masih jauh ideal dari minimal yang diharapkan bisa 7 juta kantong atau memenuhi kebutuhan 2,5% penduduk Indonesia. Karena itu kata dia perlu terua didorong adanya penambahan masif untuk jumlah pendonor sukarela.
“Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih terus perlu meningkatkan donor darah, agar stok minimal terpenuhi,” kata Ma’ruf Amin usai penganugeraha Satyalancana Kebaktian Sosial Pendonor Darah Sukarela 100 kali periode 2019 – 2022 kepada 1591 Donor Darah Sukarela ( DDS) .
Terbanyak ketiga
Sementara Sumartono menambahkan, PMI Solo bersyukur, mendapatkan dukungan luar biasa yang tidak pernah berhenti dari barisan pahlawan kemanusiaan, yang memberikan setetes darahnya untuk menyelamatkan nyawa yang menbutuhkan.
Menurut dia, PMI Solo lebih dari satu dekade belakangan ini memiliki jumlah pendonor atau angka produksi darah terbanyak ketiga se-Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Ada sedikitnya 7.000 DDS yang selama ini menyumbangkan darah di Solo.
Dengan terus meningkatnya jumlah pendonor darah sukarela, maka produksi darah tiap bulan bisa mencapai 15 persen dari kebutuhan warha Solo, atau berada dalam kisaran 10 ribu hingga 13 ribu kantong tiap bulan. Tiap hari bisa mencapai 250 – 300 kantong
Lebih jauh dia paparkan, banyaknya pendonor atau angka produksi darah yang begitu besar di PMI Solo ini, tidak lepas dari banyaknya rumah sakit rujukan, ditunjang keberadaan dua Fakultas Kedokteran di Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
“Tentu ini membuat kita punya alat dan dokter yang mencukupi. Karena itu produksi darah di PMI Solo terus mengalir tiada habis karena dokter lengkap dan alat juga lengkap,” ujar Sumartono.
Keberadaan stok darah yang mencukupi ini juga memantik banyak orang luar Solo mendatangi rumah sakit rujukan yang bertebaran di kota ini, untuk berobat. Dari jumlah pasien yang berobat di rumah sakit rujukan di Solo, 60 persen di antaranya adalah warga luar kota.
“Jadi kebutuhan darahnya juga tinggi. Pasien di RS itu 60 persennya dari luar wilayah Solo, tapi Soloraya dan bahkan ada yang dari Madiun, Pacitan dan daerah lainnya. Jadi PMI Solo terus berusaha bagaimana mencukupi stok darah,” tegas Sumartono.
Beri souvenir
Beragam cara untuk membuat tertarik pendonor agar terus menyumbangkan tetes darahnya demi keselamatan nyawa pasien. Ada souvenir menarik, di antaranya keping emas sumbangan dari sebuah toko emas, bagi pendonor yang sudah 50 kali menyumbang darah misalnya.
” Setiap ada acara, seperti peringatan hari besar agama, baik Imlek, Natal, Parisada Hindu dan hari besar lain, kita mendorong masyarakat untuk mendonorkan darahnya. Dan bersyukur masyarakat memberikan bantuan,” pungkas Sumartono yang menyebut ratusan pendonor darah di PMI Solo jimlahnya ratusan, 27 diantaranya barusaja menerima tanda kehormatan Satyalancana Kebaktian Sosial Pendonor Darah dari pemerintah yang disematkan Wapres Ma’ruf Amin. (WID/N-01)