MAHASISWA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) terdiri dari Sulis Insatul Mutakafi’ah, Nabila Novitasari, Putri Primadani, Rahma Primadani Putri, dan Muhammad Shiddiq Wicahyo mengajak masyarakat memanfaatkan limbah kelapa untuk menyuburkan tanah dan bernilai ekonomi.
Lewat program pemberdayaan anggota PKK Kalurahan Tayuban dengan mengolah limbah kelapa.
Menurut Sulis Insatul Mutakafi’ah, Kalurahan Tayuban merupakan penghasil buah kelapa. Saat panen, warga langsung mendistribusikan kelapa dalam kondisi kelapa bulat tanpa tempurung dan sabut ke daerah lain. Akibatnya limbah sabut dan tempurung menumpuk.
“Padahal buah, kulit, dan tempurung kelapa bisa diolah dengan berbagai karya yang bernilai ekonomi tinggi,” kata Sulis, Senin (22/7).
Sulis menjelaskan selain melakukan pengolahan limbah menjadi bahan olahan bernilai ekonomi, juga pendampingan marketing digital dan keuangan.
“Program pendampingan yang akan kami laksanakan berupa pembuatan biochar, cocopeat, dan lilin aromaterapi,” lanjutnya.
Nabila Novitasari menambahkan kegiatan di Tayuban meliputi pelatihan pendampingan pembuatan biochar dari tempurung kelapa dengan metode pyrolysis, pembuatan cocopeat dari serabut limbah kelapa dan pembuatan lilin aromaterapi dari buah kelapa dengan nama program ‘Cocobaroma’.
“Melalui program Cocobaroma ini, kami memberi solusi bagi Kalurahan Tayuban untuk mulai memanfaatkan potensi wilayah dengan mengubahnya menjadi aneka macam produk bernilai ekonomis. Hal ini sejalan dengan visi Kelurahan Tayuban menjadi Desa Prima,” ujar Nabila.
Untuk sabut dan tempurung kelapa diolah menjadi biochar dan cocopeat. Sedangkan buah kelapa diolah menjadi lilin aromaterapi.
Biochar bermanfaat untuk menyuburkan tanah. Sedangkan Cocopeat adalah serbuk dari serabut kelapa dengan pH antaran 5,0 hingga 6,8 sehingga sangat baik untuk pertumbuhan tanaman apapun. (AGT/S-01)