BMKG melalui Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta mengidentifikasi adanya potensi bibit siklon 92W. di Samudra Pasifik Barat, tepatnya di sebelah utara Papua Barat.
“Dalam periode 2 hingga 3 hari mendatang, Bibit Siklon Tropis 92W diprediksikan masih konsisten dan berpotensi menyebabkan hujan sedang hingga lebat,” jelas Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto, Rabu (5/2).
Wilayah terdampak Bibit Siklon Tropis 92W di wilayah Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua, Maluku Utara, dan Sulawesi Utara.
Selain itu juga berdampak meningkatkan ketinggian gelombang laut hingga mencapai 2,5 meter.
Terutama di Laut Maluku, Perairan Kepulauan Sangihe-Talaud, Perairan Halmahera, Laut Halmahera, serta perairan utara Papua Barat Daya hingga Papua.
Bibit Siklon 92 W tingkatkan curah hujan
Selain itu ada Siklon Tropis Taliah masih terdeteksi berada di Samudra Hindia Selatan, sekitar 920 km di barat daya Cilacap, Jawa Tengah.
Siklon ini diperkirakan tetap aktif dalam 24-72 jam ke depan dengan pergerakan ke arah barat semakin menjauhi wilayah Indonesia.
Guswanto menjelaskan bahwa siklon tropis Taliah berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas sedang disertai angin kencang di wilayah pesisir selatan Banten hingga Jawa Timur.
Siklon Tropis Taliah berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas sedang yang dapat disertai angin kencang di wilayah pesisir selatan Banten hingga Jawa Timur.
Selain hujan, gelombang tinggi dengan ketinggian 2,5 meter-4 meter diperkirakan terjadi di perairan Samudra Hindia.
Bahkan ketinggian gelombang laut dari 4 meter-6 meter diprediksi terjadi di Samudra Hindia selatan Jawa Barat dalam dua hari ke depan.
Bibit Siklon 92W dipengaruhi seruakan dingin
Direktur Meteorologi Publik Andri Ramdhani mengungkapkan bahwa peningkatan curah hujan dalam sepekan ke depan tidak hanya dipicu oleh keberadaan Bibit Siklon 92W dan Siklon Tropis Taliah.
Faktor lain yang turut berkontribusi adalah meningkatnya aktivitas monsun serta adanya seruakan dingin, yang dapat memperkuat intensitas hujan di berbagai wilayah selama beberapa hari ke depan.
“Monsun dan seruakan dingin dari Asia turut berkontribusi pada peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia, khususnya di bagian barat dan tengah” ungkap Andri Ramdhani.
Kondisi ini semakin diperkuat dengan aktivitas gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin.
Dua gelombang ini diprakirakan tetap aktif hingga pekan depan khususnya di wilayah Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi.
BMKG mengeluarkan peringatan masyarakat pesisir, nelayan dan operator transportasi laut untuk memperhatikan peringatan dini cuaca ekstrem.
(*/S-01)