BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengaku siap berkolaborasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Sumatra Barat guna mengendalikan bencana
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan mengutarakan hal tersebut. Menurutnya TMC di wilayah langit Sumatra Barat yakni dengan menyemai awan hujan sebelum memasuki wilayah bencana. Untuk itu sebanyak 15 ton garam disiapkan untuk disemai sebanyak tiga kali sorti penerbangan satu hari dan berlangsung dalam lima hari ke depan.
Operasi TMC, kata dia, merupakan cara modifikasi cuaca dengan menyebut zat NaCL di langit menggunakan pesawat dan dianggap paling efektif untuk mengendalikan potensi awan hujan.
“Curah hujan masih akan berlangsung sepekan ke depan dengan intensitas sedang sampai sangat lebat maka potensi terjadinya banjir lahar hujan dan banjir bandang masih ada,” kata Dwikorita dalam siaran persnya.
Dwikora mengatakan berdasarkan hasil analisis BMKG, wilayah Sumatera Barat diperkirakan akan diguyur hujan hingga 22 Mei nanti dengan intensitas sedang hingga sangat lebat. Oleh sebab itu harus menjadi perhatian bersama karena berdasarkan data PVMBG endapan hasil erupsi Gunung Marapi masih memiliki volume yang sangat banyak di lereng gunung.
“Hasil survei lapangan menunjukkan endapan erupsi Gunung Marapi volumenya mencapai 1,3 juta meter kubik dan yang baru turun baru sekitar 300 meter kubik. Adapun lebar endapan lahar diperkirakan mencapai 500-700 meter. Sehingga, ketika hujan dengan intensitas sangat lebat memungkinkan material endapan batu vulkanik bisa terbawa turun ke pemukiman warga,” ujarnya.
Dwikorita menjelaskan, operasi TMC akan berusaha menghalau awan-awan hujan yang posisinya terpantau di sebelah timur Bukit Barisan. Diharapkan dengan TMC, dapat mencegah pergerakan awan hujan untuk memasuki kawasan lereng Gunung Marapi yang berpotensi membahayakan kawasan bencana.
“Kami terus memonitor awan-awan hujan dan memberikan peringatan dini di wilayah yang rawan dan ini sudah kami cek di lapangan kami keluarkan peringatan dini. Ada beberapa daerah rawan yang sebelumnya tidak ditutup sekarang ditutup karena masuk ke daerah rawan sehingga saat turun lahar semoga tidak terdampak,” ujarnya.
Ia berharap dengan dilakukan operasi TMC akan memudahkan proses pencarian korban, evakuasi, dan normalisasi lingkungan seperti penguatan lereng sungai dan perbaikan jalan-jalan yang putus akibat diterjang banjir lahar hujan dan banjir bandang pada Sabtu, (11/5) malam.
Seperti diberitakan, banjir bandang disertai tanah longsor terjadi di Sumatera Barat pada Sabtu malam lalu akibat curah hujan sangat tinggi. Beberapa lokasi seperti Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Kota Padang Panjang menjadi wilayah terdampak cukup parah. (*)