JAWA Timur berpotensi terjadi cuaca ekstrem selama sepekan bisa memicu bencana.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menyatakan cuaca ekstrem dipengaruhi oleh fenomena anomali iklim global La Nina.
Fenomena ini memicu peningkatan pembentukan awan hujan. Berdampak pada tingginya intensitas curah hujan di Jawa Timur.
Hal ini meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi di kawasan tersebut.
Intensitas hujan diprediksi akan meningkat signifikan pada 21 Desember.
“Kemudian sedikit menurun di 22-23 Desember, sebelum kembali meningkat pada 24 Desember,” ujar Dwikorita dalam keterangannya, Rabu (18/12).
Peningkatan curah hujan signifikan selain di Jawa Timur, juga Jawa Tengah, dan Sumatra bagian selatan.
BMKG memprakirakan potensi hujan deras disertai angin kencang terjadi dalam tujuh hari ke depan di sejumlah kabupaten.
Antara lain Bangkalan, Bondowoso, Gresik, dan Banyuwangi.
Peningkatan cuaca ekstrem diprediksi terjadi pada 21 Desember, dengan kondisi hampir merata di berbagai wilayah.
Dwikorita berharap informasi ini dapat membantu pemerintah daerah dan masyarakat bersiap menghadapi potensi risiko bencana akibat cuaca ekstrem.
Antisipasi cuaca ekstrem di Jawa Timur
Sebagai antisipasi cuaca ekstrem di Jawa Timur, BMKG bekerja sama dengan BNPB dan PUPR untuk memetakan wilayah rawan bencana di Jawa Timur.
Termasuk potensi banjir dan longsor. Melalui overlay data dari berbagai sumber, zona-zona rentan bencana telah diidentifikasi dengan akurat.
Namun tantangan utamanya adalah menentukan waktu pasti terjadinya bencana, seperti longsor.
Dengan informasi ini, pemerintah daerah diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Serta menyusun langkah-langkah mitigasi yang lebih efektif.
Untuk mengurangi risiko bencana hidrometeorologi, BMKG bersama BNPB, Pemprov Jawa Timur dan stakeholder terkait melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC).
Operasi ini bertujuan mengendalikan curah hujan selama puncak musim hujan, khususnya di zona rawan bencana.
Kegiatan OMC di Jawa Timur dimulai 18 Desember dengan dukungan 1 unit pesawat Cessna Caravan C208B-EX dari PT Smart Cakrawala Aviation.
Lokasi posko yang berpusat di Bandara Internasional Juanda Surabaya.
BMKG juga mendorong masyarakat untuk memanfaatkan aplikasi Info BMKG sebagai langkah mitigasi bencana. (*/S-01)