Al-Azhar Kairo Buka Kuliah Hybrid untuk Mahasiswa Asing

REKTOR Universitas Al-Azhar Kairo, Prof. Dr. Salamah Daud mengumumkan peluncuran program pembelajaran hybrid bagi mahasiswa asing.

Program ini memberikan kesempatan bagi para calon mahasiswa dari berbagai negara termasuk Indonesia.

Calon mahasiswa bisa mengikuti pendidikan dari salah satu universitas tertua dan paling bergengsi di dunia secara daring dan luring.

Hal itu disampaikan Prof. Dr. Salamah Daud dalam perhelatan Multaqa ke VIII di Ponpes Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto, Jawa Timur.

Acara tersebut dihadiri oleh ratusan alumni Al-Azhar Mesir.

Program hybrid yang ditawarkan yaitu Fakultas Ilmu-ilmu Kesilaman dan Bahasa Arab bagi mahasiswa asing (Kulliyatul Ulum Al-Islamiyyah wal Arabiyyah lil Wafidin).

Hal itu memungkinkan para mahasiswa untuk menempuh dua tahun pertama secara online.

Dan dua tahun terakhir secara langsung di kampus Universitas Al-Azhar Kairo. Program ini didesain untuk memberikan fleksibilitas belajar yang lebih tinggi.

Terutama bagi mereka yang mengalami kendala akses fisik ke Mesir pada masa-masa awal pendidikan.

“Kami sangat bangga dapat memberikan solusi pendidikan yang fleksibel dan terjangkau bagi mahasiswa asing, ” kata Prof. Dr. Salamah Daud, Rabu (18/9).

“tanpa mengurangi kualitas pendidikan yang selama ini menjadi ciri khas Al-Azhar,” lanjutnya.

Prof Salamah juga menjabat sebagai Wakil Ketua Pimpinan Pusat Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (PP OIAA).

“Dengan metode hybrid ini, kami berharap semakin banyak pelajar dari berbagai negara yang dapat menikmati pembelajaran dari para ulama terkemuka Al-Azhar,” ujarnya.

Selain itu para mahasiswa asing juga mendapatkan ijazah yang diakui secara internasional.

Keunggulan Kuliah Hybrid Al-Azhar Kairo

Adapun keunggulan program hybrid Al-Azhar Kairo adalah semua mata kuliah, diktat dan pengajar langsung dari Universitas Al-Azhar.

Mahasiswa yang mengikuti program hybrid mendapatkan ijazah yang sama dengan mereka yang belajar langsung di kampus Al-Azhar Kairo.

Adapun biaya kuliah online sebesar USD 1.500 per tahun untuk dua semester. Sedangkan biaya belajar offline di Kairo adalah USD 1.000 per tahun.

Al-Azhar dikenal dengan pendekatan Ahlussunah wal Jamaah, moderat dan relevan dengan masyarakat Indonesia. OIAA Cabang Indoensia menyambut baik inisiatif ini.

“Ini adalah peluang luar biasa bagi para peminat studi Islam untuk belajar langsung dari sumber yang kredibel dan terpercaya,” ujar Muchlis Hanafi, Sekjen OIAA cabang Indonesia. (*/S-01)

Siswantini Suryandari

Related Posts

Komisi III DPR Kawal Kasus Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan

KOMISI III DPR RI akan mendatangi Polda Sumatra Barat dan Polres Solok Selatan terkait kasus polisi tembak polisi. “Senin depan Komisi III DPR RI akan mendatangi Polda Sumbar dan Polres…

Teknologi Ultra Violet untuk Tingkatkan Panenan Udang

TEKNOLOGI ultra violet bisa memaksimalkan hasil panen udang yang bebas dari penyakit. Serta kualitas air, hama dan mikroorganisme bisa terhambat. “Teknologi UV ini adalah metode pengolahan air yang menggunakan sinar…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Lewatkan

Komisi III DPR Kawal Kasus Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan

  • November 22, 2024
Komisi III DPR Kawal Kasus Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan

Teknologi Ultra Violet untuk Tingkatkan Panenan Udang

  • November 22, 2024
Teknologi Ultra Violet untuk Tingkatkan Panenan Udang

Rusia Mulai Tembakan Rudal Balistik ke Ukraina

  • November 22, 2024
Rusia Mulai Tembakan Rudal Balistik ke Ukraina

Kemensos dan BGN Kolaborasi Program Makan Bergizi Gratis

  • November 22, 2024
Kemensos dan BGN Kolaborasi Program Makan Bergizi Gratis

Tiga Pesan Anies untuk Memenangkan Pramono-Rano Karno

  • November 22, 2024
Tiga Pesan Anies untuk Memenangkan Pramono-Rano Karno

Putin Tuding Barat Seret Perang di Ukraina Jadi Konflik Global

  • November 22, 2024
Putin Tuding Barat Seret Perang di Ukraina Jadi Konflik Global