
UNJUK rasa massa di Banglandesh telah mengakibatkan lebih dari 70 orang tewas, termasuk 4 anggota kepolisian. Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI pun mengimbau warga negara Indonesia (WNI) untuk menunda perjalanan ke negara itu.
WNI sebaiknya menunda perjalanan ke Bangladesh hingga situasi dan kondisi keamanan negara itu benar-benar membaik dan normal kembali. Kemenlu RI juga meminta para WNI yang tengah berada di Bangladesh untuk terus waspada.
“Memperhatikan keselamatan dan keamanan, diimbau kepada para WNI di Bangladesh untuk meningkatkan kewaspadaan,” demikian pernyataan Kemenlu RI, Senin (6/8).
Selanjutnya, WNI di Bangladesh juga diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar rumah untuk hal-hal yang tidak penting dan mendesak, serta menghindari kerumunan massa dan lokasi demonstrasi.
Kemenlu RI berharap agar para WNI di Bangladesh bisa terus menjaga komunikasi dan selalu mengikuti langkah-langkah untuk keadaan darurat yang ditetapkan oleh KBRI Dhaka.
WNI yang membutuhkan bantuan dapat menghubungi nomor Perwakilan RI di Bangladesh, KBRI Dhaka (+880-1-614-444-552), dan Direktorat Perlindungan WNI Kemlu (+62-812-9007-0027).
Sebelumnya Minggu (4/8), setidaknya 73 orang tewas dalam bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa di Dhaka dan kota-kota lain di seluruh Bangladesh, termasuk 14 polisi.
Protes terhadap sistem kuota pemerintah Bangladesh untuk pekerjaan publik meningkat pekan lalu setelah bentrokan kekerasan di Universitas Dhaka.
Pengunjuk rasa menuntut pengakhiran sistem kuota yang mengalokasikan 30% posisi pemerintah untuk anggota keluarga veteran perang 1971. Mereka menuduh adanya diskriminasi dan favoritisme terhadap pendukung Perdana Menteri Sheikh Hasina, yang partainya memimpin gerakan kemerdekaan. (Ant)