PASUKAN perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNIFIL) menegaskan akan bahwa mereka akan tetap berada di Lebanon.
Juru bicara pasukan penjaga perdamaian, Andrea Tenenti, mengonfirmasi dalam sebuah pernyataan, bahwa tentara Israel memberi tahu mereka tentang niatnya melakukan serangan darat terbatas ke wilayah Lebanon dan meminta relokasi beberapa posisi pasukan.
Juru bicara tersebut menambahkan bahwa pasukan penjaga perdamaian terus menyesuaikan posisi dan aktivitas mereka dengan situasi terkini.
“Kami memiliki rencana darurat yang siap diaktifkan jika diperlukan,” ujarnya.
“Resolusi yang diadopsi dengan suara bulat pada 11 Agustus 2006, menyerukan penghentian total permusuhan antara Hizbullah dan Israel serta menetapkan zona demiliterisasi antara Garis Biru, batas antara Lebanon dan Israel, dan Sungai Litani di Lebanon selatan,” lanjutnya.
Tingkatkan konflik
Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas batas sejak dimulainya perang Israel di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 41. 800 orang, yang sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, menyusul serangan kelompok Hamas pada Oktober 2023.
Setidaknya 2.011 orang telah tewas dan lebih 9.500 orang terluka serta 1, 2 juta lainnya mengungsi, menurut otoritas Lebanon.
Komunitas internasional telah memperingatkan bahwa serangan Israel di Lebanon dapat meningkatkan konflik Gaza menjadi perang regional yang lebih luas. (*/N-01)