PRESIDEN Joko Widodo menekankan bahwa jalan tol merupakan infrastruktur yang sangat penting untuk meningkatkan konektivitas.
Sehingga percepatan pembangunan jalan tol akan terus dilakukan, termasuk pada Jalan Tol Trans Sumatera yang nantinya akan terhubung sepanjang 2.998 Km yang akan tersambung dari Lampung sampai ke Aceh.
Hal itu diungkapkan Presiden Jokowi saat meresmikan 4 seksi Jalan Tol Sigli – Banda Aceh garapan PT Hutama Karya, Senin (9/9).
“Kami berharap dengan adanya JTTS akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan ekonomi di Pulau Sumatra serta peningkatan efisiensi waktu tempuh dan multiplier efect,” kata Presiden Jokowi.
“Hari ini kita meresmikan 4 dari 6 seksi dari Tol Sigli – Banda Aceh sepanjang 35 km yang dibangun sejak tahun 2019. Saya yakin dengan terbangunnya infrastruktur ini akan menumbuhkan titik ekonomi dan usaha baru serta memotivasi usaha mikro untuk melakukan perluasan usaha dan membangkitkan perekonomian di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,” lanjut Presiden Jokowi.
Jalan tol senilai Rp13,55 triliun itu meliputi Seksi 2 Seulimeum – Jantho (6 km), Seksi 3 Jantho – Indrapuri (16 km), Seksi 5 (Blang Bintang – Kuto Baro (8 km), Seksi 6 Kuto Baro – Baitussalam (5 km) yang merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Kegiatan peresmian ini dilaksanakan di Gerbang Tol Baitussalam, Kabupaten Aceh Besar, Aceh.
Prosesi peresmian ditandai dengan penekanan tombol sirine, dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti oleh Presiden Jokowi. Turut hadir, Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Dito Ariotedjo, Panglima TNI Republik Indonesia Laksamana TNI Agus Setiadji, Pj. Gubernur Aceh Safrizal ZA, Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto, Direktur Jenderal Bina Marga Rachman Arief Dienaputra, Direktur Operasi III Hutama Karya Koentjoro, dan Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi Mukhson.
Enam seksi
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Adjib Al Hakim menyampaikan Jalan Tol Sigli – Banda Aceh terdiri dari 6 seksi dengan panjang total 74,2 km, merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang sangat penting bagi pengembangan infrastruktur di bagian paling Barat Indonesia.
“Secara keseluruhan nilai investasi pembangunan Jalan Tol Sigli – Banda Aceh sebesar Rp13,55 triliun. Hingga saat ini, kami telah berhasil mengoperasikan 49 km dari jalan tol tersebut, termasuk 4 seksi yang diresmikan Bapak Presiden hari ini. Kami juga menargetkan untuk menyelesaikan pembangunan Seksi 1 yang tersisa pada akhir tahun, sehingga jalan tol dapat segera dioperasikan sepenuhnya,” ujar Adjib.
Dari 4 ruas jalan tol yang diresmikan, dilengkapi berbagai fasilitas yang dirancang untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi para pengguna jalan. Fasilitas tersebut meliputi 5 Gerbang Tol dengan total gardu sebanyak 22, serta 2 pasang Tempat Istirahat Pelayanan (TIP) tipe A yang terdiri dari area istirahat, tempat pengisian bahan bakar, serta layanan patroli dan ambulance yang siap siaga 24 jam.
Selain itu, sistem manajemen lalu lintas yang canggih juga telah diterapkan untuk memastikan kelancaran arus kendaraan dan meminimalkan potensi kecelakaan. Sebagai informasi, Jalan Tol Sigli – Banda Aceh Seksi 2, 3, 5 dan 6 telah dioperasikan bertahap dengan rentang waktu 3 tahun dari 2021 hingga 2023. Tercatat trafik kendaraan yang melintas mencapai 3.500 kendaraan per hari.
Sementara dari segi fasilitas struktur, keempat ruas ini memiliki 3 buah Simpang Susun (Interchange); Lebar Lajur 3,6 m; Jumlah Lajur 2×2 Tahap Awal dengan Kecepatan Rencana mencapai 100 km/jam yang akan memangkas waktu tempuh dari Seulimeum ke Baitussalam semula 1,5 jam menjadi 30 menit.
Adapun keunggulan konstruksi jalan tol ini adalah perhatian khusus terhadap dampak lingkungan dan keberlanjutan di sekitar proyek.
Ramah hewan
Hutama Karya mengimplementasikan beberapa inovasi ramah lingkungan, seperti Elephant Bridges, Reptil Tunnels, dan Primate Crossing untuk memastikan pelestarian habitat satwa liar serta mendukung keberlanjutan ekosistem.
“Kehadiran jalan tol ini tidak hanya bermanfaat bagi peningkatan konektivitas antar wilayah, namun diharapkan dapat mendorong pertumbuhan sektor pariwisata, perdagangan, dan logistik di Provinsi Aceh. Selain itu, kami berkomitmen untuk terus mengutamakan keberlanjutan lingkungan dalamsetiap proyek yang kami kerjakan,” jelas Adjib. (Rud/N-01)