EKSPOR berbagai produk asal Daerah Istimewa Yogyakarta pada Juli 2024 mengalami kenaikan hingga 7,85% dibanding ekspor bulan sebelumnya atau m-to-m. Demikian Kepala Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta, Herum Fajarwati di Yogyakarta, Rabu (4/9/2024).
Menurutnya, ekspor DIY ke berbagai negara pada Juli mencapai US$97,43 juta dengan tujuan ekspor terbesar ke Amerika Serikat, sebesar US$21,74 juta atau 45,35% dari seluruh total ekspor DIY.
“ASEAN hanya menyerap 1,98% atau senilai US$0,95 juta,” katanya.
Lebih lanjut Herum menjelaskan, ekspor asal DIY ini berasal dari sektor industri pengolahan yang mencapai US$47,76 juta dan dari sektor pertanian US$0,18 juta.
Pada periode Januari – Juli 2024, imbuhnya terbesar dari pakaian jadi bukan rajutan yang mencapai US$110,22 juta atau sebesar 37,49% dari total nilai ekspor, disusul perabot penerangan rumah sebesar US$33,34 juta (11,34%) dan barang-barang dari kulit yang mencapai US$30,61 juta atau 10,41%.
Sementara barang impor yang masuk DIY pada Juli 2024 ini mencapai US$16,81 juta atau naik 27,83% dibanding Juni 2024 (m-to-m).
Surplus
Disebutkan tiga negara pemasok terbesar barang ke DIY sepanjang Januari – Juli 2024 adalah Tiongkok sebesar US$34,83 juta (38,09%), Amerika Serikat US$17,22 juta atau 18,83% dan Hongkong US$16,09 juta atau 17,59%.
Tiga besar barang impor yang masuk DIY adalah kain rajutan sebesar US$17,19 juta atau 18,80%, lokomotif dan peralatan kereta api sebesar US$14,10 juta atau 15,42% dan filamen buatan sebesar US$9,09 juta atau 9,94%.
“Dengan demikian selama Juli 2024 ini, surplus US$31,13 juta. Kalau sepanjang Januari – Juli, surplus US$202,52 juta,” katanya. (AGT/N-01)