PERAN sektor kelautan dan perikanan dalam memenuhi kebutuhan pangan dunia diproyeksikan terus meningkat. Menurut data Skyquest pada 2023, nilai pasar perikanan global diperkirakan akan tumbuh dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 6,52%, dari US$269,3 miliar pada 2023 menjadi US$419,09 miliar pada 2030 mendatang.
Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar dengan kekayaan laut yang melimpah, harus menjadikan laut sebagai pusat pembangunan nasional untuk mencapai visi Indonesia Emas 2040. Demikian dipaparkan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono dalam kuliah umum di Universitas Hasanuddin Makassar, Kamis (29/8),
Namun, di balik harapan besar tersebut, kata Sakti Trenggono, laut juga menghadapi berbagai tantangan. Seperti tekanan akibat aktivitas manusia, perubahan iklim, IUU fishing, overfishing, serta polusi plastik yang mengancam keberlanjutan sektor ini.
Karena itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan menegaskan bahwa pendekatan berbasis ekologi harus menjadi prioritas dalam mengatasi tantangan ini.
Ekonomi Biru, menurut Trenggono, harus menjadi arus utama dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan di Indonesia, dengan tujuan mencapai tiga pilar utama, yaitu Kesehatan Laut, Kekayaan Laut, dan Kesejahteraan Laut.
“Melalui penerapan Ekonomi Biru, kualitas lingkungan laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil harus dijaga, serta memastikan ketersediaan pangan tanpa memberi tekanan tambahan pada laut. Selain itu, pertumbuhan ekonomi harus dirasakan merata oleh seluruh lapisan masyarakat,” sebutnya
Bangun infrastruktur
Untuk mendukung tercapainya tujuan ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah membangun infrastruktur Ocean Big Data yang terintegrasi dengan Ocean Accounting dan Command Center. Sistem ini bertujuan untuk meningkatkan pengawasan, monitoring, serta penyusunan sistem pendukung keputusan berbasis data yang diperbarui secara terus-menerus.
Trenggono menyoroti pentingnya penerapan Ekonomi Biru dalam mewujudkan keberlanjutan dan kesejahteraan di Indonesia, terutama di tengah tantangan global seperti peningkatan populasi yang diproyeksikan mencapai 9,7 miliar jiwa pada tahun 2050 dan meningkatnya isu malnutrisi.
Laut, menurutnya, dapat menjadi solusi dalam menghadapi masalah pangan global karena menyediakan sumber daya yang bergizi dan ramah lingkungan. (Erlin/N-01)