
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) akhirnya menanggapi pernyataan dari PT Wijaya Karya (WIKA) yang merasa kesulitan saat melakukan penagihan utang kepada PT KCIC sehingga mengakibatkan BUMN tersebut merugi hingga triliunan rupiah.
Corporate Secretary PT KCIC Eva Chairunisa melalui keterangannya Senin (16/7) malam, bahwa terkait klaim atau tagihan sebesar Rp5 triliun, bahwa itu semua dalam proses pembayaran. Semua yang berkaitan dengan penagihan di PT KCIC harus melalui prosedur administrasi agar semuanya dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.
“Termasuk dari sisi keuangan, sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik (GCG),” jelasnya.
Menurut Eva, sejatinya pembangunan kereta cepat ditujukan untuk kemajuan transportasi di Indonesia. Proyek dibangun agar dapat meningkatkan konektivitas dan perekonomian antara Jakarta dan Bandung, melalui
transportasi massal ramah lingkungan yang modern. Dalam proses pembangunannya, proyek Kereta Cepat Whoosh, sudah mempertimbangkan banyak hal yang telah dikordinasikan bersama seluruh stakeholder yang terlibat.
“Untuk diketahui saat ini, operasional Whoosh terus mengalami peningkatan, dimana jumlah perjalanan terus bertambah dari 14 perjalanan reguler per hari di Oktober 2023, menjadi 48 perjalanan reguler perhari sejak Mei 2024. Selanjutnya pada awal tahun 2025 di programkan jumlah perjalanan kereta dapat mencapai hingga 62 per hari,” ungkap Eva.
Alami peningkatan
Eva melanjutkan, rata-rata volume penumpang Whoosh perhari juga mengalami peningkatan secara bertahap, dengan rekor penumpang tertinggi saat ini sudah mencapai 24 ribu per hari. Sebelumnya diawal beroperasi pada oktober 2023 rata2 volume penumpang whoosh sekitar 9000 per hari.
Saat ini berdasarkan data Juli 2024 rata-rata per hari sudah mencapai 17 sampai 18 ribu per hari pada weekday dan 18 sampai 22 ribu penumpang per hari pada saat akhir pekan, weekend dengan rekor tertinggi 24 ribu pada
5 Juli 2024.
“Sejumlah peningkatan terus dilakukan KCIC salah satunya memberikan kemudahan untuk masyarakat dapat menjangkau stasiun whoosh dengan menghadirkan Integrasi antarmoda. saat ini seluruh stasiun whoosh yang
beroperasi, sudah terintegrasi dengan berbagai moda transportasi lainnya,” jelasnya.
Seperti di stasiun Halim, lanjut Eva, tersedia layanan LRT Jabodebek, Bus Transjakarta, Bus menuju Bandara Soekarno-Hatta, Shuttle menuju Bandara Halim Perdanakusuma, serta Taksi dan Transportasi Online. Begitu
juga di stasiun Padalarang, tersedia layanan KA Feeder, Commuter Line, Bus Trans Metro Pasundan, Shuttle menuju Kawasan Kota Baru Parahyangan, serta taksi dan transportasi online. Sementara di Stasiun Tegalluar, tersedia layanan Shuttle menuju Bandung, bus menuju kawasan Summarecon Bandung, serta taksi dan transportasi online.
“Kami juga memberikan kemudahan masyarakat untuk melakukan transaksi tiket melalui beragam inovasi yang terus dilakukan. saat ini masyarakat sudah dapat melakukan pembelian melalui Aplikasi Whoosh, situs ticket.kcic.co.id, Ticket Vending Machine, Loket serta aplikasi mitra seperti Access by KAI, Livin by Mandiri, BRImo, dan BNI Mobile Banking,” beber Eva.
Eva melanjutkan, melihat tingginya pemesanan untuk perjalanan rombongan, saat ini KCIC juga telah memiliki layanan khusus rombongan melalui saluran WA 0815-1032-0909, yang dapat memudahkan pemesanan tiket dalam jumlah banyak, akan dibantu langsung untuk mendapatkan tempat duduk berdekatan. Serta pendampingan jika dibutuhkan pada agenda tertentu. Layanan edutrip dengan tarif khusus, untuk perjalanan rombongan para pelajar juga telah dihadirkan. Dan ini menjadi salah satu program yang diminati berbagai lembaga pendidikan nasional dan internasional.
“Meningkatnya minat masyarakat menggunakan whoosh untuk perjalanan Jakarta – Bandung, juga terlihat melalui hadir nya penumpang rutin yang menjadi pengguna setia Whoosh. KCIC juga telah menghadirkan layanan kartu berlangganan melalui Frequent Whoosher yang bisa di beli di Stasiun Whoosh Halim, Padalarang dan Tegalluar,” ungkapnya.
Merugi
Sebelumnya seperti dikatakan Direktur Utama PT WIKA Agung Budi Waskito, bahwa Proyek Kereta Cepat Whoosh merugikan perusahaan hingga Rp7,12 triliun. Rugi perusahaan bengkak 11.860 persen pada tahun lalu. Padahal, kerugian bersih WIKA pada 2022 hanya Rp59,59 miliar.
“Memang yang paling besar karena dalam penyelesaian proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, yang memang dari penyertaan saja kita sudah Rp6,1 triliun,” ucap Agung dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Senin (8/7) lalu. (Rav/N-01)