KA Batara Kresna relasi Solo-Wonogiri dioperasikan oleh Kementerian Perhubungan bersama Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) I Semarang dan KAI Daop V sejak 2015 merupakan jalur perintis.
Jalur relasi ini merupakan jalur perintis yang melintasi tiga daerah yaitu Kota Solo, Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Wonogiri.
Ketiga daerah ini harus bersinergi untuk mengembangkan pertumbuhan ekonomi yang didukung dengan layanan angkutan kereta api perintis KA Batara Kresna.
Ketiga pemerintah daerah harus bisa menangkap peluang ini.
Tanpa sinergitas konkret itu sulit bagi regulator dan operator yakni BTP I Semarang dan Daop VI untuk mengakselerasikan program layanan angkutan perintis untuk naik kelas.
Hal itu diungkapkan oleh Manager Humas Daop VI, Krisbiyantoro, Kamis (5/12).
Bila ada sinergi di tiga daerah tersebut, diharapkan nantinya layanan KA Batara Kresna bisa naik kelas menjadi layanan PSO atau komersial.
Apalagi melalui di wilayah aglomerasi Solo Raya, yang memiliki potensi ekonomi sangat besar.
Tingkatkan layanan kereta
Mulai dari Solo, Sukoharjo hingga Wonogiri untuk meningkatkan layanan optimal angkutan perintis KA Batara Kresna.
“Relasi Solo-Wonogiri yang dilayani KA Batara Kresna memiliki potensi sangat besar sebagai jalur transportasi strategis,” beber Manager Humas Daop VI, Krisbiyantoro.
“Relasi mendukung mobilitas masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, dan memperkuat konektivitas wilayah,” lanjutnya.
Guna menyokong kerja Daop VI sebagai operator kereta api, BTP I Semarang selaku regulator selama beberapa tahun terakhir berupaya meningkatkan layanan.
Lewat perbaikan dan peningkatan sarana dan prasarana sepanjang jalur perintis Solo-Wonogiri.
Menurut Jubir BTP I Semarang, Widya Oktarina, peningkatan prasarana dalam bentuk dilakukan lewat pekerjaan 3 paket konstruksi, yang disebut sebagai pengembangan III.
Pengerjaan sudah dilaksanakan sejak 2023 hingga 2024. Biaya keseluruhan pembenahan mencapai Rp175 miliar, dan progres hingga Desember ini sudah mencapai 92 persen lebih.
“Tujuan peningkatan sarana dan prasarana ini adalah membuat penumpang semakin nyaman dan percaya naik KA Batara Kresna,” kata Widya.
“Pada gilirannya, diharapkan terus menumbuhkan minat yang semakin besar, hingga layanan perintis, nantinya bisa cepat naik kelas menjadi layanan PSO,” lanjutnya
Baik BTP I Semarang dan Daop 6 Yogyakarta meyakini ketiga Pemda di wilayah aglomerasi ini mampu mewujudkan konektivitas wilayah Solo Raya saling membantu dan menunjang.
Jika nantinya Batara Kresna naik kelas maka pelibatan organisasi Asita untuk menyokong kedatangan wisatawan dari luar.
Hal ini akan memudahkan Pemda dan Daop VI mengelola angkutan perintis menuju PSO atau komersil.
“Sambil menunggu perkembangan, relasi Solo-Wonogiri dengan KA Batara Kresna masih berstatus kereta api perintis,’ jelas Krisbiyantoro.
KA Batara jadi pilihan ideal
KA Batara Kresna berprogres menjadi pilihan ideal bagi masyarakat untuk perjalanan aman, nyaman, efisien, dan terjangkau.
Sejak beroperasi tahun 2015, jumlah penumpang dengan beragam usia terus meningkat. Hal ini bisa dilihat dari data penumpang dalam 4 tahun terakhir .
Pada tahun 2021 Batara Kresna mengangkut 31.450 penumpang, lalu pada 2022 mengangkut 84.342 penumpang.
Dan berlanjut tahun 2023 yang naik mencapai 125.472 penumpang sert tahun 2024 hingga Oktober lalu, ada 112. 398 penumpang.
Para pelanggan Batara Kresna berharap layanan bisa ditingkatkan, dari 4 rit menjadi 8 rit dalam sehari.
Dan jam keberangkatan bisa lebih pagi, dan perjalanan terakhir bisa petang atau bakda Maghrib. (WID/S-01)