SELAMA 12 jam dari Kamis (25/7) pukul 18.00 hingga Jumat (26/7) pukul 06.00 terjadi 35 kali guguran lava dari puncak kawah Gunung Merapi yang mengarah ke Sungai Bebeng atau ke barat daya.
Guguran lava tersebut mencapai jarak luncur hingga 1.800 meter dari puncak. Sehingga masih jauh dari kawasan permukiman penduduk yang ada di lereng Gunung Merapi sisi barat daya wilayah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi, Yulianto, Jumat pagi (26/7) menjelaskan sepanjang masa pengamatan, visual gunung dapat terlihat dengan jelas.
Menurutnya kegempaan yang terjadi sepanjang malam adalah 54 kali gempa guguran 16 kali gempa hybrid, 1 kali gempa low frequency, 1 kali gempa vulkanik dangkal dan 1 kali gempa tektonik jauh.
Masyarakat diingatkan untuk waspada terhadap potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya. Meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
“Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam daerah potensi bahaya,” kata Yulianto. (AGT/S-01).