
FAKULTAS Peternakan (Fapet) UGM bersama Dinas Pertanian dan Pangan Pemerintah Kota Yogyakarta menerjunkan 25 mahasiswa untuk mengawasi dan memeriksa pemotongan hewan kurban di Kota Yogyakarta.
Pemotongan hewan kurban harus diawasi karena menyangkut kualitas hewan ternak.
Koordinator kegiatan dari Fapet UGM, Tristianto Nugroho menuturkan para mahasiswa yang dilibatkan telah memiliki pengalaman berinteraksi dengan hewan ternak.
“Kegiatan dilakukan sebelum dan setelah Iduladha terutama untuk memastikan kualitas hewan ternak yang akan dikonsumsi masyarakat pada hari raya,” papar Tristianto, Rabu (4/6).
Ia menjelaskan mahasiswa akan diterjunkan ke berbagai kecamatan di Kota Yogyakarta mulai 5 Juni untuk pemeriksaan ante mortem atau sebelum penyembelihan.
Sekaligus untuk memastikan kelayakan ternak untuk disembelih. Setelah itu, mahasiswa akan melakukan pemeriksaan post mortem (setelah penyembelihan) pada 6 hingga 9 Juni.
Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan bahwa organ-organ dalam dalam kondisi layak untuk dikonsumsi.
“Salah satu pemeriksaan utama pada ternak setelah disembelih adalah memeriksa hatiuntuk menghindari adanya parasit cacing hati agar tidak terkonsumsi manusia,” katanya.
Para pemotong hewan kurban atau juleha (juru sembelih halal) telah mendapat pelatihan dari Fapet UGM.
Pelatihan dan uji kompetensi diikuti 44 peserta. Dalam pelatihan ini para Juleha juga mengikuti pre-test dan kemudian pendalaman materi untuk kompetensi.
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai sarana pelatihan, uji kompetensi, dan perpanjangan sertifikasi bagi juru sembelih halal (surveillance). (AGT/S-01)