
SUHU kubah lava yang berada di puncak Gunung Merapi pada pengukuran pekan ini mengalami penurunan.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Agus Budi Santosa mengatakan titik panas tertinggi pada kubah lava barat daya terukur 247,4 derajat Celsius, yang berarti lebih rendah 1,9 derajat Celsius dibanding pengukuran pekan sebelumnya.
Sedangkan kubah lava tengah titik terpanas terukur 218,0 derajat Celsius atau lebih rendah 3,3 derajat Celsius dibanding dengan saat pengukuran pekan sebelumnya.
Aktivitas guguran lava
Dalam laporan Laporan Aktivitas Gunung Merapi pada 9–15 Mei itu, Agus Budi Santosa menambahkan, morfologi kubah barat daya teramati adanya sedikit perubahan akibat aktivitas guguran lava. Sementara kubah tengah tidak teramati adanya perubahan morfologi.
Berdasarkan analisis foto udara, ujarnya, volume kubah barat daya bertambah sekitar 71.200 meter kubik menjadi sebesar 3.996.800 meter kubik sedangkan untuk volume kubah tengah relatif tetap, sebesar 2.366.700 meter kubik.
Mengenai kegempaan yang terjadi, Agus menyebutkan dalam pekan ini kegempaan Gunung Merapi sebanyak 945 kali gempa Fase Banyak (MP), 3 kali gempa Low Frekuensi (LF), 788 kali gempa Guguran (RF) dan 13 kali gempa Tektonik (TT). “Intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi,” katanya.
Asap putih
“Pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 18 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh 2.000 meter, 43 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimum 2.000 meter dan 32 kali ke arah hulu Kali Sat/Putih 2.000 meter,” katanya.
Asap, katanya teramati berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal, tekanan lemah hingga sedang, dengan tinggi asap 450 meter teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan pada 14 Mei pukul 05.15 WIB. (AGT/N-01)