
KOTA Solo tuan rumah event Sirkuit Nasional (Sirnas) Seri A dan Badminton Asia Junior Championships 2025 di Kota Solo, pada Juni dan Juli 2025.
Kepastian Solo sebagai tuan rumah dua kejuaraan bergensi itu diungkap Ketua PBSI Solo, FX Hadi Rudyatmo, sehari seusai bertemu dengan pengurus besar PBSI di Jakarta.
Pertemuan di Jakarta sekaligus melaksanakan MoU dengan PB PBSI pada 14 Mei kemarin.
“Rabu 14 Mei kemarin, saya bersama Sekjen PB PBSI, Ricky Subagja menandatangani MoU pelaksanaan dua kejuaraan,satu skala nasional dan satu level Asia,” kata Rudy di Pucangsawit, Kamis (15/5).
Solo mendapat kehormatan sebagai tuan rumah. Rudy menegaskan, kehadiran ribuan atlet bulu tangkis dari berbagai daerah dan negara itu dipastikan menggairahkan olahraga tepok bulu di Kota Solo, tetapi juga
Sekaligus akan memberikan efek domino bagi perekonomian dan pengembangan kepariwisataan setempat.
Dia paparkan, Sirnas PBSI Seri A akan digelar pada 16 -21 Juni bakal diikuti sekitar 1.500 pebulutangkis kelompok U-17 dan U-19.
Gelaran di Solo merupakan putaran seri ketiga, setelah sebelumnya digelar di Surabaya dan Jakarta
“Mudah-mudahan, hotel-hotel akan kembali penuh. Demikian juga dengan restoran dan warung makan serta pusat perbelanjaan dan wisata yang ada di Solo,” ujarnya.
Kota Solo tuan rumah kejuaraan bulutangkis Seri A
Atlet badminton dan klub-klub besar akan berbondong bondong mengikuti Sirnas Seri A di Solo ini, mengingat event itu berskala nasional dan menjadi ajang meraih poin serta seleksi menuju pelatnas.
Sementara Badminton Asia Junior Championships 2025 akan digelar pada 17-27 Juli menjadi kejuaraan perseorangan sekaligus kejuaraan beregu untuk pemain junior di tingkat internasional.
Terkait kejuaraan Asia Junior, Rudy mengaku belum mengetahui jumlah negara yang bakal berpartisipasi karena pendaftaran kejuaraan ini masih berlangsung hingga pertengahan Juni mendatang.
“Kalau dari pengalaman kejuaraan level Junior Asia yang pernah dilaksanakan di Indonesia, biasanya sekitar 300 pemain yang bertanding,” kata Rudy.
“Itu baru jumlah pemain, belum official dan juga orang tua mengingat peserta masih usia muda,” lanjutnya.
Sebagai mantan orang nomor satu di Solo, dirinya tidak bisa tinggal diam ketika para pelaku usaha di Solo banyak yang curhat pada dirinya.
Menurutnya efisiensi yang dilakukan pemerintah membuat kalang kabut industri hotel.
“Dulu kita gaungkan sebagai Kota MICE, tetapi ketika dukungan dari pemerintah berkurang, stakeholder lain seperti dunia olahraga harus bergerak dan bersinergi,” sambung dia
Rudy akan segera berkoordonasi dengan Wali Kota Solo, Respati Ardi untuk mempersiapkan penyelenggaraan dua kejuaraan tersebut, agar nantinya berlangsung sukses. (WID/S-01).