
KEPOLISIAN Daerah Jawa Tengah membantah tudingan yang menyebut adanya penjebakan terhadap peserta aksi unjuk rasa Mayday di Semarang dengan menggunakan mobil ambulans. Pernyataan itu disampaikan Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, menanggapi pemberitaan yang beredar di sejumlah media online.
Dalam keterangan, Kombes Pol Artanto menegaskan bahwa informasi yang menyebut demonstran dibawa ke kantor polisi menggunakan ambulans merupakan kabar tidak benar dan menyesatkan. Penegasan tersebut disampaikan setelah pihaknya menerima laporan lengkap dari Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol M. Syahduddi, yang turut memimpin langsung pengamanan aksi pada Hari Buruh, Kamis (1/5 lalu)
“Kami pastikan tidak ada ambulans yang membawa peserta unjuk rasa ke Mapolrestabes Semarang. Tidak ada upaya penjebakan seperti yang diberitakan,” tegasnya.
Pantau langsung
Dirinya pun turut hadir mengamati seluruh proses pengamanan aksi mayday dimulai dari apel pagi, memantau jalannya aksi damai dari berbagai aliansi buruh, hingga mengamati langsung seluruh rangkaian tindakan kepolisian yang dilakukan guna menertibkan aksi ricuh massa. Termasuk proses pengamanan terhadap sejumlah peserta aksi yang diduga menjadi provokator dalam peristiwa tersebut.
“Seluruh peserta aksi yang diamankan dibawa menggunakan truk Dalmas, bukan ambulans. Mereka diangkut dari titik lokasi unjuk rasa di depan kantor Gubernur Jawa Tengah menuju Mapolrestabes,” tambah Kombes. Artanto.
Lebih lanjut dijelaskan, dari total 14 orang yang diamankan, delapan di antaranya telah dipulangkan setelah menjalani pemeriksaan awal. Sementara enam lainnya saat ini tengah menjalani proses hukum karena terbukti melakukan dan mengoordinir tindakan anarkis, termasuk perusakan fasilitas umum.
“Proses hukum yang dijalankan sepenuhnya berdasarkan alat bukti dan keterangan saksi. Tidak ada perlakuan sewenang-wenang terhadap massa aksi,” ujar Artanto.
Pendekatan humanis
Kabid Humas turut menghimbau kepada seluruh pihak agar menyampaikan informasi secara bertanggung jawab, terutama dalam konteks aksi massa yang rawan disusupi hoaks.
“Dalam pengamanan aksi unjuk rasa Polri hadir secara humanis untuk mengawal proses demokrasi agar berjalan sesuai amanat konstitusi. Kami harap semua pihak menjaga kondusivitas dan tidak memperkeruh suasana dengan narasi menyesatkan,” pungkasnya. (Htm/N-01)