
GUNA memperkuat status Geopark Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark, Wakil Bupati Samosir, Ariston Tua Sidauruk, menerima audiensi Badan Pengelola (BP) Toba Caldera UNESCO Global Geopark periode 2025-2030, Selasa (11/3). Pertemuan ini bertujuan membangun sinergi dan kolaborasi menjelang proses revalidasi UNESCO yang dijadwalkan pada Mei atau Juni mendatang.
Ketua delegasi BP TCUGGp Azizul Kholis menegaskan bahwa audiensi ini merupakan langkah awal untuk membangun komunikasi dengan kepala daerah di kawasan Danau Toba, yang juga bertindak sebagai anggota dewan pembina Geopark. Menurutnya, upaya memperoleh kartu hijau UNESCO membutuhkan kerja sama lintas sektor serta strategi yang matang, termasuk digitalisasi geosite, program edukasi, dan pemberdayaan masyarakat.
“Sudah sepatutnya kami memperkenalkan diri dan membangun koordinasi dengan para pemangku kepentingan. Kami berharap dukungan penuh dari pemerintah daerah dalam berbagai aspek, termasuk kebijakan perlindungan geosite,” ungkap, Azizul.
Ketua Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan, Debbie Riauni Panjaitan menambahkan bahwa mayoritas geosite Kaldera Toba berada di Kabupaten Samosir. Oleh karena itu, konsentrasi penilaian Tim Assessor UNESCO akan lebih banyak difokuskan di wilayah ini.
Ia pun mendorong pemerintah daerah untuk segera mengeluarkan regulasi perlindungan geosite dan membentuk tim kerja (pokja) guna memastikan pengelolaan yang berkelanjutan.
Dukung penuh
Wakil Bupati Samosir, Ariston Tua Sidauruk, menyambut baik audiensi ini dan menegaskan pentingnya kolaborasi antar-daerah guna memastikan keberhasilan revalidasi UNESCO.
“Kita harus menghilangkan ego sektoral. Yang diperlukan adalah sinergi dan integrasi potensi yang ada. Jika semua pihak saling mendukung, saya yakin Geopark Kaldera Toba akan kembali mendapatkan kartu hijau dari UNESCO,” tegas Ariston.
Terkait dukungan anggaran untuk pengelolaan informasi di pintu masuk dan geosite, Ariston menyatakan bahwa Pemkab Samosir siap membantu sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.
“Pasti kita dukung, tentu dengan menyesuaikan kondisi fiskal di tengah kebijakan efisiensi pemerintah saat ini,” ujarnya.
Surati kementerian
Asisten II Hotraja Sitanggang menambahkan bahwa dengan kepemimpinan baru di BP TCUGGp, ada harapan untuk menjalankan program yang lebih efektif. Ia juga meminta agar BP Toba Caldera menyurati kementerian terkait guna meninjau kembali izin penyadapan getah pohon pinus di kawasan Danau Toba, demi menjaga kelestarian biodiversitas.
“Jika penyadapan terus dilakukan tanpa pengawasan, tanaman endemik bisa punah. Ini perlu menjadi perhatian serius,” ujar Hotraja.
Di sisi lain, Kadis Budpar Tetty Naibaho berharap BP TCUGGp aktif melakukan kunjungan ke seluruh geosite untuk mengidentifikasi permasalahan di lapangan.
“Kami ingin melihat komitmen penuh dari badan pengelola. Dengan turun langsung ke lapangan, kita bisa bersama-sama mencari solusi terbaik untuk pengembangan Geopark Kaldera Toba,” katanya.
Menuju Geopark berkelanjutan
Pertemuan ini menandai langkah awal dari kolaborasi strategis antara BP TCUGGp dan Pemkab Samosir dalam menjaga status Kaldera Toba sebagai UNESCO Global Geopark. Dengan dukungan regulasi, edukasi, serta perlindungan lingkungan, diharapkan Geopark Kaldera Toba dapat mempertahankan pengakuan UNESCO dan terus berkembang sebagai destinasi wisata berkelanjutan yang mendunia.
Proses revalidasi UNESCO bukan hanya soal mempertahankan status, tetapi juga tentang komitmen bersama dalam menjaga warisan geologi, budaya, dan ekosistem Danau Toba bagi generasi mendatang. (Satu/N-01)