GUBERNUR Jawa Tengah terpilih Ahmad Luthfi merangkul para pengusaha dalam wadah Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) di 35 daerah, sebagai sinergi besar untuk membangun Jawa Tengah lebih maju.
Penegasan itu, disampailan mantan Kapolda Jateng itu di Hotel Sunan Solo, Senin malam (3/2), di forum saresehan bersama Kadin yang diberi tajuk sebagai Rembug Pengusaha Jawa Tengah.
“Entah kemarin (pengusaha) milih saya atau tidak, tapi kini saatnya rekonsiliasi, untuk bekerja bersama membangun Jawa Tengah bareng,” ungkap Ahmad Luthfi .
Menurut dia, saat ini masih cukup banyak persoalan yang dihadapi Jawa Tengah. Mulai dari kemiskinan, pendidikan, infrastruktur hingga persoalan kesehatan.
Luthfi yakin masih ada peluang besar untuk mengatasi sejumlah persoalan tersebut.
Sebab angka inflasi di Jawa Tengah masih rendah. Kata kuncinya, dunia usaha harus didorong lebih cepat.
Karena itu, tegasnya lagi, Kadin di 35 daerah di Jawa Tengah harus dirangkul, untuk diajak bersinergi dan berkolaborasi membangun.
Luthfi dihadapan para pengusaha Kadin dan bupati dan wali kota terpilih di Solo Raya yang hadir dalam saresehan mengaku sudah berkomunikasi dengan hampir separuh kementerian.
Ia berharap kementerian yang diajak komunikasi, nanti memberikan dukungan riil bagi program pembangunan di Jawa Tengah ke depan, mengingat kemampuan daerah terbatas.
Saat ini Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jateng hanya Rp15 triliun sementara APBD plus transfer dana dari pusat hanya Rp24 triliun, mesti harus dilakukan banyak cara penyiasatan.
“Karena itu saya perlu komunikasi dengan separuh kementerian. Agar nanti, anggaran dana bisa diarahkan di Jateng, agar program program bisa direalisasi,” tandasnya.
Lebih dari itu, Pemprov Jateng sangat membutuhkan partisipasi pengusaha dalam keroyokan membangun Jawa Tengah.
Peran pengusaha untuk menyukseskan program-program pemprov di antaranya meningkatkan kelas UMKM.
Serta infrastruktur agar persiapan aglomerasi wilayah bisa terkoneksi, baik peningkatan ekonomi, pangan dan lainnya.
Luthfi juga mengajak pengusaha menyukseskan swasembada pangan Jateng dan nasional maupun bersama pemerintah mandiri dalam menopang industri.
Apalagi Jateng sudah memiliki KITB Batang dan Kawasan Industri di Kendal.
Gubernur terpilih itu berjanji bakal melakukan reformasi birokrasi dan tak ada lagi izin-izin yang sulit asalkan memenuhi syarat.
Pengusaha lebih leluasa jalankan peran memajukan Jateng.
Kadin Jateng berkomitmen maksimalkan investasi
Sementara itu Ketua Kadin Jateng, Harry Nuryanto Soediro mendorong adanya sinergi dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan untuk memaksimalkan investasi, ketahanan pangan dan UMKM.
“Kadin Jateng berkomitmen memajukan perekonomian Jateng. Mendorong iklim usaha yang kondusif dan maju,” tegas dia.
Kadin Jateng akan menyerahkan buku profil kondisi ekonomi dan bisnis di Jateng yang bisa jadi rekomendasi kebijakan di RPJMD.
Termasuk rekomendasi pemanfaatan CSR perusahaan lebih terarah.
Sedangkan Ketua Kadin Solo, Ferry S Indrianto yakin Jateng memiliki potensi sumber daya yang besar, yang perlu dikelola secara tepat.
Ia berharap ada reformasi birokrasi agar tak ada lagi ego sektoral, sehingga kinerja tak berjalan efektif.
“Forum ini untuk membangun iklim usaha yang lebih baik. Jateng bisa jadi role model pembangunan di Indonesia,” tegas Ferry. (WID/S-01)