Papdesi Desak Manajemen Keuangan Daerah Diperiksa

KETUA Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Papdesi) Kabupaten Tapanuli Utara, Henra Amir Hutabarat, membenarkan bahwa ADD tahap II 2024 belum dicairkan. Kondisi itu tentu memprihatinkan.

Apalagi para kepala desa dan perangkat desa terpaksa mencari pinjaman dana untuk menutupi kebutuhan pelayanan publik, bahkan untuk membayar sewa kantor.
Karena itu, pihaknya mendesak untuk memeriksa sistem manajemen keuangan daerah yang bermasalah.

“Dana yang belum terealisasi ini sekitar Rp15 miliar, berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tapanuli Utara tahun 2024,” ungkapnya saat dihubungi, Jumat (3/1).

Henra menjelaskan bahwa dana tersebut diperuntukkan bagi 241 desa yang tersebar di 15 kecamatan di Tapanuli Utara, dengan alokasi yang bervariasi untuk setiap desa. Keterlambatan pencairan ini telah mengganggu berbagai program dan kegiatan di tingkat desa yang bergantung pada ADD untuk keberlangsungan pelayanan publik.

BACA JUGA  Pemkab Taput Diminta Transparan Soal 2.000 Tenaga Honorer

Krisis ini menimbulkan tanda tanya besar tentang tata kelola keuangan daerah. Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara diharapkan segera memberikan klarifikasi dan solusi agar dana yang tertunda dapat segera dicairkan demi kelancaran pembangunan desa dan pelayanan kepada masyarakat.

Sebelumnya diberitakan bahwa hingga awal tahun 2025, Alokasi Dana Desa (ADD) tahap II tahun 2024 sebesar Rp15 miliar belum juga direalisasikan. (One/N-01)

Dimitry Ramadan

Related Posts

Wagub DIY Sebut Pentingnya Profesionalitas dan Transparansi

WAKIL Gubernur DIY sekaligus Ketua KONI DIY, KGPAA Paku Alam X, menekankan pentingnya profesionalitas dan transparansi dalam penyelenggaraan pesta olahraga daerah. Hal ini disampaikannya dalam acara peluncuran Pusat Informasi dan…

Petani Taput Minta Dinas Pertanian Sediakan Varietas Bibit Unggul

PARA petani sawah di Desa Lumban Siagian Jae, Dusun III, Kecamatan Siatas Barita, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, hingga kini masih mengandalkan metode pertanian tradisional. Akibatnya, masa panen hanya berlangsung…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Lewatkan

InJourney dan Kemenbud Bersinergi Kelola Kompleks Candi Borobudur

  • July 30, 2025
InJourney dan Kemenbud Bersinergi Kelola Kompleks Candi Borobudur

Lantik 120 Dokter Baru, Dekan FK UGM Sandarkan Harapan

  • July 30, 2025
Lantik 120 Dokter Baru, Dekan FK UGM Sandarkan Harapan

Pakar UGM Soroti Kenaikan Bantuan Dana Parpol

  • July 30, 2025
Pakar UGM Soroti Kenaikan Bantuan Dana Parpol

Wagub DIY Sebut Pentingnya Profesionalitas dan Transparansi

  • July 30, 2025
Wagub DIY Sebut Pentingnya Profesionalitas dan Transparansi

Petani Taput Minta Dinas Pertanian Sediakan Varietas Bibit Unggul

  • July 30, 2025
Petani Taput Minta Dinas Pertanian Sediakan Varietas Bibit Unggul

Pemprov Papua Barat Pastikan Manokwari Aman dari Tsunami

  • July 30, 2025
Pemprov Papua Barat Pastikan Manokwari Aman dari Tsunami