SEORANG pekerja kontraktor pemeliharaan Rahmat, 26, tewas mengenaskan. Ia diduga tewas akibat akibat diterkam harimau sumatra (pantera tigris sumatrae) di lokasi Hutan Tanaman Industri (HTI) PT Satria Perkasa Agung (SPA) di Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, kemarin.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Genman Suhefti Hasibuan mengatakan korban merupakan salah satu pekerja kontraktor pemeliharaan yang beralamat Penyalai Kecamatan Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan, Riau.
“Kondisi Korban pada saat ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, dengan kondisi luka bekas gigitan pada leher korban sebanyak 5 gigitan. Luka bekas gigitan pada telinga dan tangan korban sebelah kanan hilang (putus) serta luka lecet pada bagian kaki korban,” kata Genman, Sabtu (11/5).
Dijelaskannya, berdasarkan laporan yang diterima BBKSDA Riau di sore hari pada Jumat (10/5), telah terjadi Interaksi negatif Harimau Sumatra terjadi pada Kamis (9/5), sekitar pukul 13.00 WIB di salah satu Lokasi Hutan Tanaman Industri (HTI) di Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.
Adapun kronologis kejadian yakni pada Kamis (9/5), sekirtar pukul 13.00 WIB, korban Rahmat bersama dengan pekerja lainnya bernama Rahman dan Alwi para saksi ketika sedang bekerja melakukan penyemprotan gulma dilahan perkebunan akasia PT SPA, dengan jarak yang terpisah antara satu dengan yang lainnya.
Selanjutnya sekitar pukul 14.00 WIB saksi Rahman dab Alwi mendengar teriakan dari korban Rahmat meminta tolong. Selanjutnya keuda saksi berusaha mencari korban di lokasi korban bekerja, namun korban tidak ditemukan.
“Dan di sekitar lokasi tersebut ditemukan jejak (tapak) Harimau Sumatra. Selanjutnya Rahman dan Alwi melaporkan kejadian tersebut ke kantor pengelola yang ditindaklanjuti dengan melakukan pencarian terhadap korban. Hingga akhirnya korban Rahmad ditemukan dalam keadaan meninggal dunia,” jelasnya.
Genman mengatakan, korban selanjutnya di evakuasi ke klinik Merawang dan selanjutnya jenazah korban dibawa ke rumah duka Penyalai Kecamatan Kuala Kampar, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan, Riau, untuk dimakamkan.
Genman mengungkapkan, terhadap kejadian interaksi negatif tersebut beberapa hal yang dilakukan Balai Besar KSDA Riau. Di antaranya, pada Jumat (10/5), bersama Pihak Perusahan PT SPA melakukan pengecekan lapangan untuk melakukan identifikasi dan pemasangan Camera Trap, melakukan upaya mitigasi lanjutan dan melakukan upaya sosialisasi dan edukasi kepada para pekerja di lapangan.
“Balai Besar KSDA Riau juga telah memberikan arahan dan imbauan kepada pihak perusahaan agar menerapkan SOP mitigasi interaksi negatif harimau secara ketat. Sebagai informasi lokasi kejadian berada pada habitat harismau sumatera dgn populasi yang cukup besar,” pungkasnya. (Rud/N-01)