KABUPATEN Cianjur, Jawa Barat, diterjang bencana hidrometeorologi yang dipicu cuaca ekstrem pada Rabu (4/12). Hampir separuh wilayah terdampak bencana.
Daerah yang terdampak hampir seluruhnya berada di selatan. Bencana banjir dan longsor menyebabkan tiga orang tewas.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cianjur, Asep Kusmanawijaya, menuturkan hasil pendataan sementara terbaru, bencana hidrometeorologi terjadi di 15 kecamatan.
Bencananya terdiri dari tanah longsor, pergerakan tanah atau tanah ambles, serta banjir.
“Hingga Kamis pagi, wilayah yang terjadi bencana berada di 15 kecamatan,” kata Asep, Jumat (6/12).
Wilayah terdampak bencana yaitu Kecamatan Agrabinta, Campaka, Campakamulya, Cibeber, Cibinong, dan Cijati.
Kemudian Kadupandak, Leles, Naringgul, Pagelaran, Pasirkuda, Sindangbarang, Sukanagara, Takokak, dan Tanggeung.
Dari hasil pendataan, terdapat 185 rumah warga yang rusak. “Sebanyak 381 rumah yang terendam banjir serta 73 rumah dalam kondisi terancam,” tuturnya.
Adapun korban jiwa sebanyak 3 orang. Rinciannya dua orang tertimbun longsor dan satu orang terbawa arus banjir. Dan satu orang luka-luka.
“Jumlah warga yang terdampak sebanyak 1.375 jiwa,” ujar Asep.
Infrastruktur di Kabupaten Cianjur rusak
Bencana hidrometeorologi mengakibatkan kerusakan infrastruktur. Terutama ruas jalan utama maupun ruas jalan desa.
“Hasil pendataan di lapangan ada 31 titik jalan dan 2 irigasi yang rusak akibat bencana,” terang dia.
Asep menuturkan, data bersifat dinamis. Pasalnya, di lapangan personel BPBD masih melakukan pendataan dan asesmen.
“Datanya masih bersifat sementara. Kami terus update datanya sesuai kondisi di lapangan,” pungkasnya.
Salah satu wilayah diterjang bencana akibat dampak cuaca ekstrem berada di Kecamatan Agrabinta.
Selain pergerakan tanah, di wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi itu terjadi pula banjir bandang.
Terdapat lima desa yang diterjang banjir bandang yaitu di Desa Pusakasari, Desa Mekarsari, Desa Nagasari, Desa Karangsari, dan Desa Sukamanah.
Kapolsek Agrabinta Inspektur Satu Nanda Rihardja mengatakan banjir bandang mengakibatkan akses transportasi kendaraan di berbagai titik terganggu.
Dan rumah-rumah warga terendam banjir. “Kami bersama tim gabungan mengevakuasi warga yang terdampak banjir bandang,” kata Nanda.
“Prioritas utama kami memastikan keselamatan warga dan memberikan bantuan darurat,” lanjutnya.
Hingga saat ini, kata Nanda, curah hujan di Kecamatan Agrabinta masih tinggi. Polsek Agrabinta terus memantau perkembangan situasi di lokasi-lokasi bencana.
Ia mengimbau warga tetap waspada khususnya yang berada di area rawan longsor dan banjir susulan.
“Kami melakukan langkah-langkah penanganan darurat untuk meminimalkan dampak lebih luas sekaligus membantu warga menghadapi situasi sulit akibat bencana,” pungkasnya. (Zea/S-01)