KEPALA Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Marsekal Madya TNI, Kusworo meminta daerah meningkatkan kesiapsiagaan.
Caranya dengan menggelar latihan bersama, guna menghadapi bencana hidrometeorologi tahun ini. Koordinasi dengan Pemda dan TNI-Polri menjadi kebutuhan utama.
Penegasan itu disampaikan Kusworo saat menggelar silaturahmi dan saresehan bersama ribuan potensi SAR ( Search and Rescue) se-Solo di Kantor SAR, Senin (19/11).
Prediksi BMKG menjadi pijakan utama di dalam perencanaan menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi mulai dari banjir, longsor, dan angin kencang.
“Situasi ini menjadi perhatian khusus Presiden Prabowo Subianto, sehingga kesiapan menjadi penting,” tegas mantan Dansesko TNI ini.
Dengan pelatihan yang terukur yang melibatkan koordinasi seluruh Forkompimda dan BPBD akan mampu mengantisipasi secara baik atas segala situasi kebencanaan.
Potensi Basarnas
Basarnas memiliki potensi relawan operasi pencarian dan pertolongan (Search And Rescue/SAR) terlatih di seluruh Indonesia mencapai 21.525 orang.
Lebih dari itu Basarnas juga menyediakan sumber daya yang disebut petugas SAR khusus.
Rinciannya di Kantor Pusat sebanyak 75 personel, Kantor SAR 2507 personel, BSG sebanyak 57 personel, kru heli 18 orang sehingga total mencapai 2657 personel.
Kekuatan itu terbagi dalam 44 Unit Pelaksana Teknis (UPT) di seluruh Indonesia, dengan dukungan sarana laut, darat dan udara milik Basarnas.
Meliputi helikopter, kapal laut, truk dan kendaraan taktis penanggulangan kebencanaan.
Pada forum saresehan itu, Kisworo juga menjelaskan lebih detil tentang pemanfaatan potensi relawan SAR terlatih di wilayah Jawa Tengah.
Terutama Solo Raya yang meliputi enam kabupaten dan satu kota, agar lebih efektif operasi pencarian dan pertolongan.
“Untuk penanganan cepat di wilayah kebencanaan, Basarnas akan menjadikan Kantor SAR Solo naik menjadi tipe B,” tegasmya.
Kabasarnas juga menjelaskan perlunya potensi relawan SAR dibekali ketrampilan khusus, sebagai upaya peningkatakan kompetensi.
“Basarnas dalam upaya meningkatkan kompetensi kerelawanan dalam operasi SAR, juga perlu belajar pada komunitas khusus seperti pawang ular, bisa juga oawang buaya,” kata Kusworo.
Anggota Komisi V DPR RI, Sriyanto Saputro yang ikut hadir mendorong Basarnas terus meningkatkan pelatihan tindakan tanggap darurat bagi masyarakat. (WID/S-01)