BANK Indonesia Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan inflasi di Daerah Istimewa Yogyakarta pada September 2024 tetap terjaga. Hal itu tidak terlepas dari sinergi berbagai upaya pengendalian inflasi dalam TPID DIY yang semakin solid.
“Berdasarkan hasil rilis Badan Pusat Statistik (BPS), deflasi DIY pada September 2024 tercatat sebesar 0,10% (mtm), atau secara tahunan mengalami inflasi sebesar 1,85% (yoy). Secara kumulatif, inflasi DIY mencapai 0,48% (ytd). Realisasi IHK DIY pada September 2024 lebih rendah dibandingkan pada Agustus 2024 yang mencatat inflasi 0,05% (mtm) dan 2,33% (yoy),” kata Plh. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY, Hermanto, Rabut (2/10) di Yogyakarta.
Menurut dia secara bulanan, penyumbang utama deflasi yang terjadi di DIY adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil -0,10% (mtm). Berdasarkan komoditasnya, andil penurunan terdalam disumbang oleh komoditas cabai rawit dengan andil -0,09% (mtm), cabai merah dengan andil -0,06% (mtm), dan cabai hijau dengan andil -0,03% (mtm) sejalan dengan panen raya di daerah sentra produksi sehingga supply pasokan melimpah.
Selain cabai, ujarnya, komoditas lain yang juga memiliki andil terhadap deflasi bulanan DIY adalah bensin dengan andil sebesar -0,04% (mtm), seiring dengan kebijakan penurunan harga BBM jenis Pertamax per 1 September 2024. Adapun komoditas daging ayam ras juga memiliki andil deflasi yang relatif dalam mencapai -0,02% (mtm) seiring oversupply di tengah permintaan yang relatif terkelola.
Geopolitik global
Namun, jelasnya deflasi lebih dalam tertahan oleh meningkatnya harga kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil sebesar 0,03% (mtm).
“Ditinjau menurut komoditasnya, harga emas perhiasan mengalami peningkatan sejalan dengan kenaikan harga emas global sebagai dampak berlanjutnya ketidakpastian dan ketegangan geopolitik global,” kata Hermanto.
Lebih lanjut, komoditas lainnya seperti kopi bubuk juga masih menjadi komoditas penyumbang inflasi yang didorong oleh meningkatnya harga kopi dunia akibat dinamika cuaca yang mempengaruhi produktivitas kopi di negara sentra produksi. Sigaret Kretek Mesin (SKM) juga menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi dengan andil 0,01% (mtm), sejalan dengan kenaikan cukai rokok yang berlaku sejak 1 januari 2024 dengan rata-rata kenaikan sebesar 10%-11,8% yang ditransmisikan sepanjang tahun 2024.
Hermanto menjelaskan ke depan, Bank Indonesia memprakirakan inflasi DIY terus terjaga pada kisaran targetnya. Kondisi tersebut didukung oleh upaya TPID DIY dalam kerangka 4K (Ketersediaan pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) DIY 2024.
Pasar murah
Di antaranya pelaksanaan operasi pasar/pasar murah yang diperkuat dengan optimalisasi Kios Segoro Amarto sebagai price reference store untuk menjaga daya beli, kampanye belanja bijak, penguatan Kerjasama Antar Daerah (KAD) baik antar provinsi maupun intra provinsi, serta implementasi MRANTASI (Masyarakat lan Pedagang Tanggap Inflasi) dalam rangka meningkatkan literasi kepada pedagang pasar dan masyarakat, serta pengembangan Geographic Information System (GIS) sebagai geoportal dalam optimalisasi monitoring produksi dan penggunaan lahan yang juga menjadi bentuk nyata digitalisasi data pangan sebagai early warning system dalam pengendalian inflasi DIY.
Hal itu, imbuhnya, sebagai wujud komitmen Bank Indonesia, Pemerintah, serta seluruh stakeholder dalam mencapai inflasi 2024 sesuai target sebesar 2,5%±1.
Nilai tukar petani
Sementara Kepala Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta, Herum Fajarwati, hari Selasa menjelaskan pula Nilai Tukar Petani pada September 2024 dibanding Agustus 2024 mengalami kenaikan 0,44%. Namun Indkes Harga Terima Petani mengalami penurunan atau minus 0,13%. Penurunan ini, jelasnya, disumbang oleh telur ayam ras, cabai merah, kacang tanah dan cabai rawit. Demikian pula Indeks Bayar Petani juga mengalami penurunan yang sama, minum 0,13% yang disumbang oleh bensin, petelur layer, DOC ayam ras pedaging dan konsentrat.
Penurunan atau peningkatan NTP di DIY ini, tidak masuk dalam kelompok provinsi kenaikan terbesar atau yang terkecil demikian pula juga bukan masuk dalam provinsi yang mengalami penurunan terbesar maupun terkecil.
NTP dengan kenaikan NTP terbesar adalan Bengkulu (2,68%) dan yang mengalami kenaikan terkecil adalah Papua (0,03%). Sementara NTP yang mengalami penurunan terbesar adalah Papua Barat (2,02%) dan penurunan terkecil di Jawa Barat (0,006%).
Alami kenaikan
Harga gabah September 2024 terhadap Agustus 2024, ujar Herum Fajarwati, untuk kualitas kering giling (GKG) di tingkap petani sebesar Rp6.217,42 atau naik 4,32% dan di tingkat penggilingan harga gabah kualitas GKG sebesar Rp6.269,57 atau naik 4,29%.
“Harga gabah kering giling di tingkat petani tertinggi Rp8.000 per kilogram, varietas Menthik Wangi dna harga gabah terendah Rp6.000 per kilogram kualitas gabah kering giling varietas Ciherang dan Inpari,” jelasnya.
Dikatakan untuk y-o-y, September 2023 terhadap September 2024 harga rata-rata gabah di tingkat penggilingan di DIY GKG (gabah kering giling) mengalami kenaikan harga sebesar 0,82% namun untuk GKP (gabah kering panen) mengalami penurunan 1,85%. (AGT/N-01)