BALAI Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat Gunung Merapi mengalami 223 kali guguran lava selama seminggu sejak Jumat (2/8) hingga Kamis (8/8).
Semua guguran lava dari Gunung Merapi itu mengarah ke hulu Sungai Bebeng atau ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimum 1.900 meter dari puncak.
Kepala BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santosa, Jumat (9/8) mengatakan dua pos pengamatan Gunung Merapi juga mencatat dalam periode tersebut terdengar 14 kali suara guguran dengan intensitas suara lemah. Sedangkan kegempaan, ujarnya, didominasi dengan gempa guguran yang tercatat sebanyak 753 kali.
Adapun gempa lainnya berupa gempa hybrid atau multi fase terjadi 52 kali, gempa tektonik 7 kali dan gempa vulkanik dangkal serta gempa low frequency masing-masing 4 kali.
“Suhu kubah lava barat daya suhu tertinggi terukur 249 derajat Celsius dan kubah tengah terukur suhu tertingginya 220,8 derajat Celsius,” kata Agus.
Sedangkan volume kubah lava, barat daya sebesar 2.628.300 meter kubik dan kubah tengah 2.360.700 meter kubik. Kepulan asap tertinggi tercatat pada Senin (5/8) dengan ketinggian asap 500 meter dari puncak.
Status siaga
Agus menjelaskan sampai saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Siaga atau Level III di gunung Merapi.
Ia mengingatkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak. (AGT/N-01)