
PROGRAM graduasi pengentasan kemiskinan oleh pemerintah pusat mengambil delapan desa di Jawa Tengah menjadi percontohan (pilot project).
Delapan desa tersebut meliputi Desa Pesodongan Kabupaten Wonosobo, Desa Gambuhan Kabupaten Pemalang, Desa Wlahar Kabupaten Brebes, dan Desa Kalisalak Kabupaten Banyumas.
Kemudian Desa Ngesrepbalong Kabupaten Kendal, Desa Kepuhsari Kabupaten Wonogiri, Desa Dimoro Kabupaten Grobogan, dan Desa Purwosari Kabupaten Magelang.
Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, Sumarno akan menginternalisasi program tersebut dengan program-program yang ada di Pemprov Jateng.
“Kami menyambut baik,Jawa Tengah ditunjuk menjadi piloting. Konsep ini bisa terinternalisasi dengan program selama lima tahun ke depan,” kata Sumarno saat membuka rakor dan sinkronisasi graduasi bantuan sosial di Kantor Dinas Sosial Jawa Tengah, Senin (24/2).
Sumarno menjelaskan program Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dalam penanganan kemiskinan berbasis pada potensi desa.
Semua potensi diidentifikasi dan kemudian digerakkan untuk penanganan kemiskinan di desa tersebut.
“Hampir sama dengan konsep graduasi dari pemerintah pusat,” kata dia.
Dengan adanya program tersebut, lanjut dia, program pengentasan kemiskinan di wilayahnya bisa lebih akseleratif.
Graduasi pengentasan kemiskinan di jateng
Angka kemiskinan di Jawa Tengah pada 2024 adalah 9,58 persen. Jumlah tersebut turun dari tahun 2023 yang mencapai 10,77 persen.
Penurunan tersebut merupakan hasil dari kolaborasi seluruh stakeholder terkait, termasuk dengan pemerintah kabupaten/kota.
Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, Imam Maskur menambahkan kegiatan dihadiri oleh Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono merupakan rangkaian proses persiapan graduasi bansos melalui pemberdayaan masyarakat.
Bantuan sosial untuk penanganan masyarakat miskin merupakan salah satu program atau kebijakan untuk mengurangi beban pengeluaran masyarakat.
Pada 2025, jumlah penduduk Jawa Tengah 37,61 juta jiwa, terdapat 19.748.428 jiwa atau 52 persen di antaranya masuk dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).
“Sebanyak 1,6 juta penduduk masuk sebagai penerima program keluarga harapan atau bansos PKH, bahkan telah menjadi peserta lebih dari lima tahun,” kata dia.
Program graduasi bantuan sosial ini sebagai akselerasi pengentasan penduduk miskin. Diarahkan pada beberapa aspek daya ungkit penurunan kemiskinan.
Di antaranya peningkatan kualitas hidup melalui peningkatan pendapatan, pemberdayaan bidang ekonomi, peningkatan akses sumber daya, dan pelayanan sosial dasar.
Acara rakor graduasi dan sinkronisasi tersebut dihadiri oleh delapan kepala desa yang menjadi pilot project, perwakilan dari pemerintah daerah, dan stakeholder terkait. (Htm/S-01).