Yusril Sebut Putusan MK Bersifat Final dan Mengikat

MENKO Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra menegaskan semua pihak termasuk pemerintah terikat dengan Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang penghapusan presidential threshold.

“Sesuai ketentuan Pasal 24C UUD 45, putusan MK adalah putusan pertama dan terakhir yang bersifat final dan mengikat (final and binding),” kata Yusril dalam keterangan tertulis, Jumat (3/1).

Pemerintah akan melakukan melakukan pembahasan internal terkait implikasi keputusan Mahkamah Konstitusi terkait penghapusan  presidential threshold.

“Jika diperlukan perubahan dan penambahan norma dalam UU Pemilu akibat penghapusan presidential threshold, maka Pemerintah tentu akan menggarapnya bersama-sama dengan DPR,” lanjut

Termasuk semua stakeholders, KPU dan Bawaslu, akademisi, pegiat Pemilu dan masyarakat akan dilibatkan dalam pembahasan UU Pemilu.

BACA JUGA  Partai Politik Bebas Ajukan Capres dan Cawapres

“Semua stakeholders termasuk KPU dan Bawaslu, akademisi, pegiat Pemilu dan masyarakat tentu akan dilibatkan dalam pembahasan itu nantinya,” tambahnya.

MK membatalkan ketentuan Pasal 222 UU No 7 Tahun 2017 tentang Pemilu yang mengatur syarat ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden.

Aturan sebelumnya, Pasal 222 UU Pemilu mensyaratkan pasangan capres dan cawapres harus didukung sekurang-kurangnya 20% kursi parpol atau gabungan parpol di DPR RI.

Atau minimal 25% suara sah nasional parpol atau gabungan parpol berdasarkan hasil Pemilu lima tahun sebelumnya.

Dengan pembatalan itu, maka setiap parpol peserta Pemilu mendatang, berhak mencalonkan pasangan capres dan cawapres tanpa ambang batas lagi.

Pemerintah menyadari bahwa permohonan untuk menguji ketentuan Pasal 222 UU Pemilu itu telah dilakukan lebih dari 30 kali, dan baru pada pengujian terakhir ini dikabulkan.

BACA JUGA  Langgar UU Keimigrasian, WNA Asal Rusia segera Dideportasi

Yusril menyebut pemerintah melihat ada perubahan sikap MK terhadap konstitusionalitas norma Pasal 222 UU Pemilu dibanding putusan-putusan sebelumnya.

“Namun apapun juga pertimbangan hukum MK dalam mengambil putusan itu, pemerintah menghormatinya dan tentu tidak dalam posisi dapat mengomentari sebagaimana dapat dilakukan para akademisi atau aktivis,” ujar Yusril.

Menurutnya MK berwenang menguji norma undang-undang dan berwenang pula menyatakannya bertentangan dengan UUD 45 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. (*/S-01)

Siswantini Suryandari

Related Posts

Angelina Jolie Dapat $80 juta Dari Perceraian dengan Brad Pitt

ANGELINA Jolie dilaporkan memperoleh $80 juta setelah menyelesaikan pertarungan perceraian yang penuh konflik dengan Brad Pitt. Baru-baru ini, keduanya terlibat dalam perselisihan hukum selama lebih dari delapan tahun terkait detail…

Kapolsek Cinangka dan Dua Anggotanya Dimutasi

KAPOLSEK Cinangka AKP Asep Iwan Kurniawan dan dua anak buahnya Brigadir Deri Andriani  dan Bripka Dedi Irwanto dimutasi oleh Kapolda Banten, Irjen Pol Suyudi Ario Seto. Kabid Humas Polda Banten…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jangan Lewatkan

Pendapatan Pajak Daerah di Purwakarta Lampaui target

  • January 8, 2025
Pendapatan Pajak Daerah di Purwakarta Lampaui target

Angelina Jolie Dapat $80 juta Dari Perceraian dengan Brad Pitt

  • January 8, 2025
Angelina Jolie Dapat $80 juta Dari Perceraian dengan Brad Pitt

Kapolsek Cinangka dan Dua Anggotanya Dimutasi

  • January 8, 2025
Kapolsek Cinangka dan Dua Anggotanya Dimutasi

Sidang Pemakzulan Presiden Korea Selatan 14 Juni

  • January 8, 2025
Sidang Pemakzulan Presiden Korea Selatan 14 Juni

Petani Mengeluh Sulit Air untuk Sawah pada Menko Pangan

  • January 7, 2025
Petani Mengeluh Sulit Air untuk Sawah pada Menko Pangan

UGM, SCCR dan YAPI Berkolaborasi Kembangan Teknologi Stem Cell

  • January 7, 2025
UGM, SCCR dan YAPI Berkolaborasi Kembangan Teknologi Stem Cell