SEBANYAK 250 penyandang disabilitas dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah mengikuti Apel Siaga Bencana dan Jambore Relawan Disabilitas Penanggulangan Bencana.
Apel siaga di Lapangan Desa Patihan, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen, Kamis (5/12), dalam rangka Hari Disabilitas Internasional dan Hari Relawan Nasional 2024.
Acara dihadiri Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, Sumarno, Bapak Asuh Disabilitas Jateng, Ahmad Luthfi, dan Wakil Bupati Sragen, Hadi Suroto.
Serta unit layanan disabilitas (ULD) dari Nusa Tenggara Timur dan Jawa Timur.
Sumarno menyatakan apresiasi terhadap kegiatan tersebut. Para relawan dengan berbagai keterbatasannya senantiasa siap siaga dan peduli dalam penanganan kebencanaan.
“Teman-teman difabel ini menjadi role model dari objek menjadi subjek,” ujar Sumarno.
“Yang seharusnya diperhatikan berpindah memperhatikan dan peduli kepada orang lain. Ini luar biasa,” lanjutnya.
Ia mengatakan penanganan bencana alam merupakan tugas utama dan tanggungjawab Pemerintah Provinsi Jateng.
Namun, pemerintah tidak dapat mengatasi sendiri sehingga butuh kolaborasi dan kontribusi dengan masyarakat dan berbagai pemangku kepentingan.
“Kami berharap ini menjadi inisiasi atau inspirasi bagi masyarakat yang tidak mempunyai keterbatasan, supaya lebih peduli masalah kebencanaan,” pintanya.
Dalam kesempatan itu, Sumarmo juga mengingatkan kepada semua eleman masyarakat untuk bersama-sama peduli menjaga lingkungan.
Jambore Relawan Kebencanaan libatkan disabilitas
Sementara itu, Bapak Asuh Disabilitas Jateng Ahmad Luthfi menyampaikan pelaksanaan kegiatan diikuti penyandang disabilitas dari berbagai daerah ini merupakan kali pertama di Indonesia.
“Rekan-rekan disabilitas ini menjadi contoh bagi masyarakat yang normal, bahwa penyandang disabilitas bisa mengatasi bencana,” katanya.
Hingga November 2024 tercatat sebanyak 24 unit layanan disabilitas penanggulangan bencana yang tersebar di berbagai kabupaten/kota di Jateng.
Ke depan diharapkan jumlah layanan tersebut semakin bertambah, sehingga kontribusi pencegahan bencana oleh penyandang disabilitas kian meningkat.
“BNPB bersama Pemprov Jateng sudah melakukan kesiapsiagaan pencegahan bencana. Termasuk apel ini adalah upaya pencegahan kebencanaan,” kata Ahmad Luthfi.
Kegiatan Jambore diselenggarakan selama dua hari Rabu-Kamis (4-5 Desember). Selama melaksananan kegiatan, seluruh peserta menginap di rumah warga.
Peserta juga berbagi pengalaman, gagasan, dan sumber daya dengan relawan kemanusiaan, organisasi masyarakat sosial, lembaga pemerintah, dan stakeholder terkait.
Selain menggelar apel siaga, para peserta juga mendapatkan pelatihan simulasi penanganan darurat bencana bagi disabilitas.
Juga digelar bhakti sosial, penanaman pohon vegetasi di bantaran Sungai Bengawan Solo, serta workshop tematik penanggulangan bencana inklusi. (Htm/S-01)