GABUNGAN Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) bersama Dinas Pariwisata DIY memberikan pendampindan kepada dua desa wisata, Desa Wisata Katongan, Nglipar, Gunungkidul dan Desa Wisata Nganggring, Turi, Sleman.
Pendampingan itu berlangsung selama tiga bulan, September hingga November tersebut, diawali dengan survei pemataan masalah dan potensi pada Kamis (12/9).
Dua kelompok Tim Pendamping dari GIPI pun dikirim ke Katongan dan Nganggring. Ketua GIPI DIY Bobby Ardiyanto, kegiatan pendampingan desa wisata ini sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas dan perbaikan produk serta pelayanan desa wisata.
Harapannya produk desa wisata siap dijual dan sesuai dengan kebutuhan industri dan wisatawan. Wakil Ketua GIPI Bidang Peningkatan Kapasitas Erwan Widyarto menambahkan ada sepuluh bidang yang mendapat sorotan utama oleh GIPI DIY dalam pendampingan ini.
Kesepuluh bidang tersebut adalah pemaketan, kepemanduan, homestay, kuliner, manajemen event, catering outside, manajemen destinasi, experiential learning, kelestarian lingkungan dan entrepreneurship.
“Tim pendamping untuk setiap bidang diampu oleh asosiasi anggota GIPI sesuai dengan kompetensinya. Pemaketan misalnya, diampu oleh teman dari ASITA dan Astindo. Kepemanduan dari HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia), kuliner dari ICA (Indonesian Chef Association) dan seterusnya. Alhamdulillah, komitmen dan sinergi anggota GIPI DIY luar biasa,” ujar Koordinator Kegiatan Pendampingan,
Erwan Widyarto
Manfaatkan kesempatan
Lurah Desa Katongan Jumawan menyambut baik desa wisatanya menjadi satu dari dua desa wisata yang didampingi GIPI dan Dispar DIY. Jumawan berharap kelompok-kelompok yang terlibat dalam pengembangan desa wisata di desanya benar-benar memanfaatkan kesempatan ini.Jumawan kemudian menyebut perwakilan kelompok yang hadir untuk angkat tangan.
Ada perwakilan destinasi dari 7 pedukuhan, perwakilan UKM Desapreneur, Desa Prima maupun Desa Budaya.Ketua Desa Wisata Sugeng Apriyanto juga semangat menyambut program pendampingan ini.
Sugeng pun menyiapkan SDM dari Katongan yang berkaitan dengan bidang yang didampingi oleh GIPI dan Dispar DIY ini.Hal yang sama terlihat puula di Desa Wisata Nganggring. Pengelola desa wisata dengan unggulan susu kambing ini juga menyambut baik pendampingan dari GIPI ini.
Pendampingan ini merupakan kegiatan inovatif dari GIPI dan Dispar DIY. Kegiatan tidak hanya pelatihan atau bimtek dengan sekali dua kali pertemuan.
Melainkan dengan survei pemetaan masalah, penyusunan modul pembelajaran dan kemudian pendampingan setiap bidang dengan output yang terukur. Kegiatan berlangsung tiga bulan dilakukan dalam 10-12 kali workshop.
Kegiatan pendampingan tahun lalu, dua desa wisata yang didampingi oleh GIPI dan Dispar DIY adalah Wukirsari dan Krebet. Desa Wisata Krebet tahun ini masuk dalam 50 besar ADWI dan menjadi Juara Lomba Desa Wisata DIY 2024. (AGT/N-01)