
WASPADAI terjadinya cuaca ekstrem selama arus mudik Lebaran. Puncak arus mudik Lebaran 2025 diprediksi terjadi pada H-3 atau 28 Maret 2025.
Jumlah pergerakan masyarakat mencapai 12,1 juta orang jika kebijakan Work From Anywhere (WFA) diterapkan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan pemudik untuk waspada terhadap cuaca ekstrem yang bisa mengganggu perjalanan.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan dalam beberapa hari mendatang, potensi hujan lebat masih berpeluang terjadi di berbagai wilayah.
Terutama di Sumatra Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, dan Papua Selatan.
Pemudik yang melintasi wilayah-wilayah ini diharapkan lebih berhati-hati, terutama di jalur rawan banjir dan longsor . “Seperti jalur Pantura, jalur selatan Jawa, serta beberapa ruas tol yang berpotensi tergenang air,” jelas Guswanto, Minggu (16/3)
Ia mengingatkan bahwa masyarakat yang menggunakan transportasi udara dan laut perlu memperhatikan prakiraan cuaca di bandara dan pelabuhan tujuan mereka.
Cuaca ekstrem di laut, udara dan darat
Cuaca buruk seperti hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi dapat menyebabkan keterlambatan atau pembatalan penerbangan dan perjalanan laut.
“Khusus bagi pemudik yang akan menyeberang menggunakan kapal laut, perlu mewaspadai potensi gelombang tinggi dan angin kencang,” kata Guswanto.
Terutama di perairan Selat Sunda, Selat Lombok, Laut Jawa, dan perairan sekitar Nusa Tenggara.
Masyarakat yang bepergian dengan pesawat juga perlu memperhatikan kemungkinan keterlambatan akibat cuaca buruk di beberapa bandara.
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menambahkan bahwa faktor lain seperti anomali suhu muka laut lebih hangat di sekitar perairan Indonesia.
Hal ini mengakibatkan adanya penambahan kandungan uap air di atmosfer, sehingga semakin memperbesar potensi pertumbuhan awan hujan. “Kami mengingatkan bahwa fenomena ini berpotensi meningkatkan intensitas hujan dalam beberapa hari ke depan,” terang Andri.
Pemudik yang menggunakan transportasi darat, laut, dan udara perlu terus memperbarui informasi cuaca dari BMKG dan pihak terkait.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menegaskan pentingnya kesiapan pemudik dalam menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu. “Cuaca merupakan salah satu faktor penting yang dapat memengaruhi keselamatan perjalanan mudik,” kata Dwikorita.
Jika hujan lebat terjadi, sebaiknya menunda perjalanan dan mencari tempat berlindung yang aman terutama pemudik dengan kendaraan pribadi. “Jangan memaksakan perjalanan dalam kondisi cuaca buruk,” lanjutnya. (*/S-01)