KELOMPOK pemberontakan dilaporkan mulai memasuki Damaskus dari sisi selatan ibu kota Suriah itu.
Sebuah video yang diduga diambil di pusat kota Damaskus menunjukkan personel militer rezim Bashar Al-Assad melepas seragam tentara mereka dan menggantinya dengan pakaian sipil.
Rekaman tersebut juga memperlihatkan sejumlah satuan militer pemerintah yang ditempatkan di Damaskus tengah membubarkan diri akibat putusnya garis komando militer.
Sementara itu Perdana Menteri, Suriah Mohammad Ghazi al-Jalali memastikan tidak akan melarikan diri. Dia ingin memastikan lembaga publik di Suriah tetap berfungsi dan pengalihan kekuasaan berlangsung damai.
“Saya mendesak semua orang untuk berpikir rasional dan memikirkan negara,” kata al-Jalali dikutip Al Jazeera.
Dia juga mengaku siap untuk proses pergantian kekuasaan kepada pihak pemberontak. Namun ia meminta agar pemberontak memberi jaminan tidak akan menyakiti siapapun.
“Kami mengulurkan tangan kepada oposisi yang telah mengulurkan tangan dan menegaskan bahwa mereka tidak akan menyakiti siapa pun yang menjadi bagian dari negara ini,” tegasnya.
Di sisi lain, Pimpinan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Al Julani mengatakan semua pasukan oposisi di Damaskus dilarang mengambil alih lembaga publik. Dia juga melarang ada tembakan perayaan.
“Tetap berada di bawah pengawasan mantan Perdana Menteri sampai diserahkan secara resmi,” ujar pemimpin kelompok pemberontak Suriah itu.
Sementara itu, Presiden Suriah, Bashar al-Assad, yang telah berkuasa sejak tahun 2000 telah meninggalkan Damaskus. Pemberontak pun mendeklarasikan era baru di Suriah. (*/N-01)