PERTEMPURAN terbuka antara Hizbullah dengan Israel tidak lagi bisa dihindari. Setelah kelompok pejuang itu melancarkan serangkaian serangan roket ke wilayah Israel, negera Yahudi itu mulai melancarkan serangan balasan.
Sejumlah pesawat tempur Israel tampak melakukan pemboman di Libanon selatan. Sementara Hizbullah membalas dengan serangan roket ke Israel.
Di sisi lain, negara-negara Arab bersama Amerika Serikat meminta kedua belah pihak untuk mundur dan menahan diri dari ambang perang habis-habisan.
Namun imbauan itu seperti angin lalu. Wakil sekretaris jenderal Hizbullah, Naim Qassem, mengatakan bahwa pertempuranterbuka telah dimulai.
“Ancaman tidak akan menghentikan kami. Kami siap menghadapi semua kemungkinan militer,” tegasnya.
Sebaliknya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, juga tidak kalah keras.
“Dalam beberapa hari terakhir, kami telah melancarkan serangkaian pukulan yang tidak dapat dibayangkan oleh Hizbullah. Jika Hizbullah tidak memahami pesannya, saya berjanji mereka akan memahami pesannya,” katanya.
Pesawat-pesawat tempur Israel menggempur desa-desa perbatasan dan lebih dari 100.000 penduduk melarikan diri ke utara. Para politisi di Beirut menyerukan deeskalasi untuk menghindari perang.
Di Ambang bencana
Sebelumnya, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan bahwa ratusan roket telah ditembakkan ke Israel dari Libanon. Beberapa di antaranya mendarat di dekat kota Haifa di utara.
“Roket telah ditembakkan ke wilayah sipil dan menunjukkan kemungkinan peningkatan setelah serangan sebelumnya terutama ditujukan pada sasaran militer. Enam orang terluka,” lapor IDF.
Koordinator khusus PBB untuk Libanon, Jeanine Hennis-Plasschaert, mengatakan kawasan ini berada di ambang bencana.
“Hal ini tidak dapat dilebih-lebihkan. Tidak ada solusi militer yang akan membuat kedua belah pihak lebih aman,” tulisnya di media sosial. (Theguardian/BBC/N-01)